Postingan

Perjalanan.

Gambar
Satu tahun....... aku pergi dari kebiasaan lama, mencari sesuatu yang mungkin tak perlu di cari, aku menyesal telah mengikuti keinginan, sebenarnya aku hanya ingin pergi dari titik jenuh, sampai akhirnya aku menemukan kejenuhan yang lain. Sekarang aku mengerti apa itu rindu, sekarang aku tahu apa itu kehilangan. Sampai pada titik terdalam di mana aku sangat i ngin pulang. Aku salah... aku salah saat aku pergi mencari kebahagiaan, sekarang aku tahu, kebahagiaan itu tidak bisa di cari, kebahagian itu tidak bisa di beli, tapi kebahagiaan itu ada di fikiran, kebahagiaan itu ada di sekitar kita, kita yang harus membentuk kebahagiaan itu, kita yang harus menciptakan kebahagiaan itu. Ya... aku ingin pulang, tapi kemana, tapi pada siapa, terlalu lama aku mengikuti keinginan, terlalu lama aku mencari sesuatu yang tidak semestinya. Aku rindu kalian, aku rindu pertengkaran itu, banyak yang belum selesai di perbincangan kita, mungkin kita harus merajut ruang temu, agar kita bisa mencipta

Oh.. Presiden dan kecebong

Sebentar lagi pemilu, jika mendengar kata pemilu, angkatan 60 dan 70 serta 80an pasti hapal dengan kata "LUBER". Dari kata luber kita harusnya memahami jika pemilu itu, berlangsung untuk umum yang artinya untuk seluruh rakyat indonesia yang cukup usia dan bebas memilih siapapun kandidatnya serta bersipat rahasia. Tapi jika kita menilik pemilu saat ini, semua itu hampir tidak ada, kebebasan seperti di kekang, nilai rahasia sudah hilang, bahkan yang lebih ironis lagi cara kampanye yang sangat sangat jauh berbeda era 80 ke bawah dengan era sekarang. Era sebelum reformasi, hanya memiliki 3 partai, dengan 3 partai saja itu kampanye sudah sangat meriah sekali, ingat ya, meriah; bukan menakutkan, karena dulu jarang sekali ada gontok2an saat kampanye, sekarang bebas partai, dengan adanya kebebasan pembentukan partai ini sudah sangat menakutkan, jangankan kampanye, baru buat iklannya saja itu bisa membuat bulu roma merinding seluruh tubuh, dulu tidak ada internet, jadi kampanye a

Ini bukan puisi 07042017

Gambar
Hancur sudah, kealpaan selalu hadir setiap saat, benak meraga raja, jiwa bermandi durja, ini bukan soal aku rapuh, tapi keadaan yang tak berpihak padaku. Keringatku aku telan sendiri, aromaku aku hirup sendiri, karena ini dosaku. Entah kemana harus kulabuhkan jiwaku, entah dimana harus kusandarkan ragaku, aku lelah berpeluh sembilu, yang menghirisku tak kenal waktu, aku jemu pada ketiadaan, meski aku kerap bersenda dengan kesepian. Aku tidak akan menyerah, ak u hanya ingin diam sejenak. Dunia cukup untuk siapa saja, tapi tak cukup untuk satu orang yang serakah. Aku tau itu, bahkan aku hanya ingin sedikit saja, kata cukup sudah sangat memuaskan bagiku. Aku tak ingin banyak, aku hanya ingin ada, karena akupun tahu, Tuhan hanya akan memberikan yang dibutuhkan hambanya, bukan yang di inginkan hambanya. Aku banyak mengumbar janji, mungkin karena akupun banyak menelan janji. Sayang; maaf jika aku terus menyulitkanmu, ini jauh di luar kuasaku, aku tak bermaksud menyulitkanmu, tapi

Catatan si Didot

Gambar
Sarapan pagi. Tepat jam 06:00 pagi, gue bangun dengan penuh semangat, duduk, ngumpulin nyawa, setelah itu ngumpulin keberanian buat mandi. Setelah berpikir hampir setengah jam, akhirnya gue memutuskan diri berjingkat mengambil handuk yang juga masih terlelap."Sial" gerutu handuk, Hmmm handuk gue di tariknya susah banget, seperti pegangan sama tiang jemuran, kalo gue boleh tebak, kayaknya handuk gue lagi mimpi nih. Tapi dengan semangat 45, akhirnya handuk itu luluh juga di tangan gue, dengan lembut handuk itu pegangan di bahu gue, gue sih cool aja. Pintu kamar mandi berderit membuka diri, padahal gue cuma menyentuhnya, hmmm mungkin ada rindu yang mendalam setelah 2 hari gak gue sentuh. Tiba-tiba "braakkk" gayung terjatuh dari atas pinggiran bak mandi, kayaknya dia kaget liat gue pagi-pagi masuk kamar mandi, "biasa aja kali" gerutu gue dalam hati. Air menetes sangat perlahan, jatuhnya seperti cairan infus, kira-kira 12 tetes permenit, "hmmmm nyind

Resah

Gambar
Dalam netramu aku mati meski syairku tak pernah henti bergerak seperti ombak menggelorakan rindu hingga kelak.  Buih meronta menangisi tepian yang menjauh, jauh...,  entah aku yang berlari, atau kau yang bersembunyi. Akar bakau mulai nampak pesisir jenuh bersenda entah karena mulai tua atau janji yang seringkali di lupa Pipimu menganak sungai deras menghujam raga daun-daun mengering gugur berserak membabi buta. Kau muksa, aku tersiksa edelweiss akhirnya layu jat uh pada hakikat cinta bermanja duka. Aku tidak berteman dengan sembilu itulah kenapa aku sakit jika merindu. Aku cemburu pada samudera yang menampung segala.  Tangisku, tawaku, teriakku.. di sana semua bermuara.  Rindu pada rayu di lena duka.

faris

Gambar
Faris. Bukan nama sebuah tempat, tapi nama seorang anak yang sangat lucu dan sedikit bengal. ya... dia anakku. menjelang puasa tahun ini dia sangat antusias menyambutnya, dan memang dari tahun ke tahun dia selalu puasa penuh dalam satu bulan, meski dengan iming-iming yang sangat memberatkan. jika dia butul puasa dalam satu bulan ini, maka aku harus membelikan hand phone baru yang sangat di idamkannya. Butul itu bahasa dia, yang artinya penuh. Seperti biasa, pagi selepas sahur teman-temannya sudah berteriak kencang di depan rumah. "Fariiiiiissss, sholat subuh yuuuuk." begitu kira-kira teriakan temannya. faris langsung berjingkat dari kamar membuka pintu dan menyambar sarung yang biasa dia kenakan. meski aku tahu bahwa sholat subuh itu hanya alasan dia untuk bermain bersama teman-temannya. karena selepas sholat dia akan bermain sepuasnya sampai siang nanti, mengingat sekolah sedang libur. Sekitar jam 13:00 faris pulang ke rumah selepas bermain, dengan muka kemerahan dan badan

Warung Internet

Banyak hal kita tidak ketahui saat seorang anak duduk berlama-lama dalam sebuah warung internet. Ada bahkan beberapa diantara mereka yang membuka situs-situs yang terlalu amat tabu bagi seusia mereka, ada situs porno, perjudian atau bahkan informasi yang mungkin berguna dan menyesatkan. Bisa kita liat dalam warung internet manapun, ada anak-anak, remaja, atau bahkan orang tua. Beragam yang mereka kerjakan dalam warung internet tersebut, untuk anak-anak mereka bermain games yang bahkan mereka sendiri tidak mengerti apa guna permaianan itu, untuk remaja kebanyakan dari mereka membuka situs jejaring sosial yang bahkan akan menjerumuskan sisi pergaulan mereka, dan ada pula para orang tua yang tergila-gila pada situs judi online. Sungguh sangat ironis, sementara para pejabat pemerintah berkoar-koar untuk menutup situs yang bisa melemahkan kehidupan anak bangsa, sementara di warung internet tersebut para remaja dan anak-anak bahkan para orang tua bisa melakukan apa saja. Mungkin ini bisa

Tentang Pasir Pemalu

Gambar
Dulu perasaan kalo ketik pasirpemalu di enggugel, cuma ada satu pasir pemalu, itu gue yang bikin. Sekarang pas ketik pasir pemalu banyak bener hasilnya. Ada sang pasirpemalu, ada pasirpemalu yang berharap rembulan, pertanyaan gue adalah kenapa namanya harus sama; P A S I R P E M A L U ... Hiks, padahal dulu gue mau buat blog PASIR PEMALU itu mikir panjang, apa yang bagus, gue ga ngerti siapa di antara kami yang meniru, tapi asli gue berani sumpah, gue ga nyontek siapapun bikin nama pasirpemalu, atau mungkin hanya kebetulan saja, tapi yasudahlah... Kadang gue pengen juga kasih keterangan tentang apa itu pasirpemalu, tapi nanti ajalah, kapan kapan gue kasih penjelasan yang rinci tentang apa arti pasir pemalu... Ini gue cuma pengen pajang foto aja... iseng.. kalo seumpama gaya gue rada-rada nyebelin peluk aja ya, gue ikhlas kok.. Gue ga maksud apa-apa, gue hanya klarifikasi tentang pertanyaan beberapa kawan gue yang ga yakin kalo pasirpemalu itu karya gue, bukan karya beberap

INDONESIAKU SUDAH MERDEKA

Gambar
Pada daun-daun mati, ada luka yang berharap sejati, bukan soal cinta yang hakiki, tapi soal hati yang berdarah sendiri.  Darahku sudah tak punya warna, pucat. Bias pada ingin yang serba entah. Kau tahu aku akan mati, akupun tahu kau akan mati. Rumahku dari batu yang pernah Tuan pijak, rumahku tinggal batu yang membuat Tuan mensiasati pajak. Haruskah aku marah?. Tuan bicara soal cinta, Nyonya bicara berair mata. Aku bingung memihak siapa, Tuan dan Nyonya membayarku Dalam kamus hidup kami hanya tinggal kemiskinan, kesejahteraan hanya judul pidato tuan-tuan, menyedihkan.  Padahal Indonesiaku sudah merdeka. Hutanku terbakar, meski seberapa sering Tuan dan Nyonya berkoar Indonesiaku terkapar, meski seberapa tinggi merah putih berkibar. "Kami hanya ingin berserikat, kami hanya ingin bebas berbuat, dan satu yang harus tuan ingat; kami ingin keringat kami bermartabat" 70 tahun sudah, Indonesiaku merdeka. 17-8-2015 serang, Banten. (mengenang perayaan H U T ke 70 Indonesi

Aku sedang sakit

Satu persatu kenikmatan mulai hilang satu persatu pula sahabat mulai hilang Tembok putih jadi sekat pembatas tatapanku beberapa orang berlalulalang tak ada tawa ataupun canda duka menghiasi wajah mereka Beberapa datang membawa buah tangan beberapa datang membawa harapan beberapa datang membawa segala macam kudapan beberapa datang membawa yang semua aku tak suka Aku sedang sakit aku sedang tak enak makan bahkan aku sedang tak enak berharap atau berkhayal entah itu tentang apapun Kenapa tak kau bawakan makanan itu saat aku sedang sehat kenapa tak kau bawakan harapan itu saat aku sedang sehat dimana segala macam bisa aku lahap sudahlah, mungkin kau sibuk akupun sibuk Tembok Rumah Sakit ini jadi pengingat bahwa aku tak selamanya sehat tulang belulangku mulai gemeretak dan tua tak mungkin ter-elak Aku mulai tua mulai banyak kekurangan aku tak merasa sedih karena hidup sewajarnya memang begini 28 maret, lantai 3 kamar 3007, sari asih