Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2014

kamboja

Mataku nanar menatap jelaga malam, ditemani pawana yang menampar dingin sanubariku, dingin pada rindu yang kian kelu. Aku terbaring di antara kamboja mati, memeluk harapan beku yang juga hampir mati, bisu .. seluka hati semerah darah. Aku masih ingat, syairmu serupa kematian dalam tiap aksara, memerahkan setiap luka, menenggelamkan setiap asa. Kau gadis yang bagai iblis, hadir dalam setiap mimpi tapi kau entah di mana, hanya mengirimkan beberapa warna luka. Kutemui kau di ujung persimpangan malam, kudamba hangatmu untuk temani gigilku, di tepian takdir yang berdarah resah. Dalam gelapku dan dalam heningku masih tentang dirimu, entahlah... rindumu telah mati bersama gugurnya kamboja itu.