Postingan

Menampilkan postingan dari 2015

Tentang Pasir Pemalu

Gambar
Dulu perasaan kalo ketik pasirpemalu di enggugel, cuma ada satu pasir pemalu, itu gue yang bikin. Sekarang pas ketik pasir pemalu banyak bener hasilnya. Ada sang pasirpemalu, ada pasirpemalu yang berharap rembulan, pertanyaan gue adalah kenapa namanya harus sama; P A S I R P E M A L U ... Hiks, padahal dulu gue mau buat blog PASIR PEMALU itu mikir panjang, apa yang bagus, gue ga ngerti siapa di antara kami yang meniru, tapi asli gue berani sumpah, gue ga nyontek siapapun bikin nama pasirpemalu, atau mungkin hanya kebetulan saja, tapi yasudahlah... Kadang gue pengen juga kasih keterangan tentang apa itu pasirpemalu, tapi nanti ajalah, kapan kapan gue kasih penjelasan yang rinci tentang apa arti pasir pemalu... Ini gue cuma pengen pajang foto aja... iseng.. kalo seumpama gaya gue rada-rada nyebelin peluk aja ya, gue ikhlas kok.. Gue ga maksud apa-apa, gue hanya klarifikasi tentang pertanyaan beberapa kawan gue yang ga yakin kalo pasirpemalu itu karya gue, bukan karya beberap

INDONESIAKU SUDAH MERDEKA

Gambar
Pada daun-daun mati, ada luka yang berharap sejati, bukan soal cinta yang hakiki, tapi soal hati yang berdarah sendiri.  Darahku sudah tak punya warna, pucat. Bias pada ingin yang serba entah. Kau tahu aku akan mati, akupun tahu kau akan mati. Rumahku dari batu yang pernah Tuan pijak, rumahku tinggal batu yang membuat Tuan mensiasati pajak. Haruskah aku marah?. Tuan bicara soal cinta, Nyonya bicara berair mata. Aku bingung memihak siapa, Tuan dan Nyonya membayarku Dalam kamus hidup kami hanya tinggal kemiskinan, kesejahteraan hanya judul pidato tuan-tuan, menyedihkan.  Padahal Indonesiaku sudah merdeka. Hutanku terbakar, meski seberapa sering Tuan dan Nyonya berkoar Indonesiaku terkapar, meski seberapa tinggi merah putih berkibar. "Kami hanya ingin berserikat, kami hanya ingin bebas berbuat, dan satu yang harus tuan ingat; kami ingin keringat kami bermartabat" 70 tahun sudah, Indonesiaku merdeka. 17-8-2015 serang, Banten. (mengenang perayaan H U T ke 70 Indonesi

Aku sedang sakit

Satu persatu kenikmatan mulai hilang satu persatu pula sahabat mulai hilang Tembok putih jadi sekat pembatas tatapanku beberapa orang berlalulalang tak ada tawa ataupun canda duka menghiasi wajah mereka Beberapa datang membawa buah tangan beberapa datang membawa harapan beberapa datang membawa segala macam kudapan beberapa datang membawa yang semua aku tak suka Aku sedang sakit aku sedang tak enak makan bahkan aku sedang tak enak berharap atau berkhayal entah itu tentang apapun Kenapa tak kau bawakan makanan itu saat aku sedang sehat kenapa tak kau bawakan harapan itu saat aku sedang sehat dimana segala macam bisa aku lahap sudahlah, mungkin kau sibuk akupun sibuk Tembok Rumah Sakit ini jadi pengingat bahwa aku tak selamanya sehat tulang belulangku mulai gemeretak dan tua tak mungkin ter-elak Aku mulai tua mulai banyak kekurangan aku tak merasa sedih karena hidup sewajarnya memang begini 28 maret, lantai 3 kamar 3007, sari asih

Aku adalah kopi

Titik jenuh perlahan menghampiriku, meluluhkan segala rasa yang ada, seperti perapian yang tak menyisakan debu, membakar arang tanpa bara. Harapanku jauh mengangkasa, menembus malam mencabik gulita, tanpa daya bahkan tanpa nyawa, seperti jelagajelaga menghiba cahaya.  Gelap..., itu yang ada dalam setiap khayalku, entahlah..., kau tak lagi merona dalam hidupku, atau aku saja yang malu merindukanmu. Larutlah kau dalam cangkir kopiku, larutlah kau dalam setiap inginku, temani nikotin dalam aliran darahku, temani khayal dalam benakku. Jenuhku hanya soal menunggumu, gelapku hanya soal ketakutan penolakanmu, rasaku tentang merindumu, dan khayalku masih tentang dirimu. Tidurlah, dan bantulah aku saat kau bangun dari tidurmu, sibakkan segala jelaga yang mengaburkanmu, karena rasa ini selalu tentang dirimu. Ketahuilah, aku adalah kopi; pahit atau manis terserah caramu meracik, dan terserah kau tempatkan aku dimana selayak anganmu.

cerita sang kodok

Batu menatap iri pada sang pohon "dia begitu lembut dan bisa bergoyang" gumamnya. Sang pohon menangis melihat bebatuan "dia begitu kuat dan kokoh" ujar sang daun. Mereka saling meratapi, tanpa dapat saling mengerti apa yang mereka ratapi, "hai" sang kodok menyapa keduanya, "hai juga" batu dan daun menyahut serentak. "Kalian sungguh hebat, bisa saling melindung, kau sebagai batu bisa menjaga kekokohan pohon hingga terhindar dari kelongsoran dan kau juga sebagai pohon bisa memb uat nyaman sang batu yang melindungi dengan daunmu dari teriknya mentari" ujar sang kodok sambil menatap keduanya.   Pohon dan batu saling bertatapan tanpa terasa keduanya saling tersenyum, sang kodok berlalu. *hiduplah dengan menikmati apa yang ada, dan bergunalah bagi sesama, jangan pernah meratapi apa yang tak bisa kita miliki*

Selamat tinggal masalalu

Mana boleh aku memecahkan kaca meski kemarin aku sempat meludahinya kau tetaplah benggala agar aku jadi lebih baik. Sisa aroma itu masih ada di penciumanku mungkin itu kenangan tak berarti tapi bahagia tetaplah bahagia dan duka tetaplah duka. Aku akan membingkaimu; masalalu sebagai keindahan sebuah perjalanan perihal citacita; ialah asa dalam setiap keringatku. Tentang duka; banyak mulut-mulut kosong dalam kebisingan seperti debu rokok menyisakan coklat kehitaman, panas, kotor; tak berarti. Perihal suka; seperti mawar yang tidak kau kenal bukan kau nikmati keindahannya tapi kau cumbui durinya menyesal jika mendebat kebenaran; merajuklah. fitrahku adalah menjalani hidup dengan benar selamat tinggal masalalu, selamat datang awal yang baru.