Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2015

cerita sang kodok

Batu menatap iri pada sang pohon "dia begitu lembut dan bisa bergoyang" gumamnya. Sang pohon menangis melihat bebatuan "dia begitu kuat dan kokoh" ujar sang daun. Mereka saling meratapi, tanpa dapat saling mengerti apa yang mereka ratapi, "hai" sang kodok menyapa keduanya, "hai juga" batu dan daun menyahut serentak. "Kalian sungguh hebat, bisa saling melindung, kau sebagai batu bisa menjaga kekokohan pohon hingga terhindar dari kelongsoran dan kau juga sebagai pohon bisa memb uat nyaman sang batu yang melindungi dengan daunmu dari teriknya mentari" ujar sang kodok sambil menatap keduanya.   Pohon dan batu saling bertatapan tanpa terasa keduanya saling tersenyum, sang kodok berlalu. *hiduplah dengan menikmati apa yang ada, dan bergunalah bagi sesama, jangan pernah meratapi apa yang tak bisa kita miliki*

Selamat tinggal masalalu

Mana boleh aku memecahkan kaca meski kemarin aku sempat meludahinya kau tetaplah benggala agar aku jadi lebih baik. Sisa aroma itu masih ada di penciumanku mungkin itu kenangan tak berarti tapi bahagia tetaplah bahagia dan duka tetaplah duka. Aku akan membingkaimu; masalalu sebagai keindahan sebuah perjalanan perihal citacita; ialah asa dalam setiap keringatku. Tentang duka; banyak mulut-mulut kosong dalam kebisingan seperti debu rokok menyisakan coklat kehitaman, panas, kotor; tak berarti. Perihal suka; seperti mawar yang tidak kau kenal bukan kau nikmati keindahannya tapi kau cumbui durinya menyesal jika mendebat kebenaran; merajuklah. fitrahku adalah menjalani hidup dengan benar selamat tinggal masalalu, selamat datang awal yang baru.