Hampa
Mentari perlahan mengusap relung hati masuk melalui kekosongan bilikbilik kalbuku Angin pagi bagai nyanyian susupi poripori ingatan menjelma sembilu mengiris setiap harapan Aku tak jua beranjak dari kursi masalalu asap cigarilus membumbung jauh pergi mengangkasa, sama seperti jauhnya sebuah asa Beranda di tamanku semakin berdebu kusam karena rindurindu tak bertepi kotor karena pilupilu tak bertuan entah siapa yang salah Sudahlah, aku harus pergi aku ingin merasakan bahagia dari sebuah kepulangan meski aku tak tahu bahagia seperti apa yang akan kuhidangkan