Cinta dan otak
Banyak orang bicara cinta atas dasar nurani, bahkan banyak juga diantaranya yg mengatas namakan tuhan, tanpa mereka sadari bahwa cinta bisa berdasarkan apa saja sesuai kemampuan mereka menerima dan merelakan segala bentuk kehilangan.
Cinta bisa tumbuh dimana saja karena kebanyakan cinta berdasarkan keinginan yg di pengaruhi pikiran yg sehat dalam bentuk nyata, ada peribahasa yg menyatakan bahwa lokasi menentukan jodoh, dan pada
kenyataannya peribahasa ini bisa di percaya, ada banyak contoh : ada seorang tentara yg di tempatkan di irian padahal dia orang jawa, kemunginan besar dia beristri orang irian, seorang guru di tempatkan di madura padahal dia orang bandung, kemungkinan besar dia akan beristri orang madura,
dan hampir 70 % hal itu terjadi di dunia ini, padahal kebanyakan diantara mereka mempunyai pacar sebelum di pisahkan oleh tugas, dan cinta mereka (menurut mereka adalah cinta sejati) akan gugur setelah
perpisahan karena tugas, itulah kenapa sy menyimpulkan bahwa cinta itu jarang sekali yg berdasarkan nurani, tapi lebih kepada berdasarkan keinginan yg di pengaruhi pemikiran hingga berdampak pada berubahnya arti cinta secara hakiki
Otak manusia terbagi dua, otak kecil dan otak besar, otak kecil berada di depan (kening/depan kepala atau os frontal, sedangkan otak besar berada di belakang kepala, otak kecil lah yg sering mempengaruhi hati manusia dengan segala keinginan-keinginan nya, hal ini biasa di sebut ego,
hal ini yang biasa kita sebut egois, nah otak besar lah yg mempengaruhi otak kecil untuk *memikirkan kembali* yg seakan-akan berkata "bisa ga lu, klw ga bisa jangan" otak besar lebih mengajak ke arah positif, nah apabila otak besar bisa
mempengaruhi otak kecil hati pun akan lebih banyak mengalah *rela* otak besar ini yg di sebut super ego.
Lalu apa hubungannya dengan cinta???
Hubungannya sangat kental sekali... Example:
Banyak diantara remaja yg putus cinta lantas bunuh diri, ini adalah contoh bahwa otak besar dia tidak bisa mengalahkan otak kecilnya, artinya super ego nya tidak bisa mengatasi ego (keegoisan) atau *keinginannya*
Contoh global:
Kita ingin kredit mobil disini ego (otak kecil) yg berkehendak, tapi kadang terbersit di hati "kira-kira kalau beli mobil bisa ga ngerawatnya, sanggup gak bayar cicilannya" di sini otak besar *super ego yg bermain
Hubungannya dengan cinta adalah....
Seorang pria akan terpikat pada wanita yg menurut dia cantik, entah dari sudut pandang mana si pria itu menilainya, pada saat itu yg ada di benak dia adalah.. bagaimana cara mendapatkannya, setelah hati tertarik dia akan korbankan lautan air mata untuk mengemis cinta wanita tersebut, dia juga akan korbankan jutaan gombalan untuk memikatnya, nah .. apa yg di lakukan pria itu datang dari otak kecil atau (ego) nya yg hanya berpikir "gue musti dapetin die", akan berbeda apa yg di lakukan pria tersebut jika dia menurut pada super ego nya, karena super ego itu akan mempengaruhi dengan "bisa ga ya wanita itu bikin gue bahagia, bisa ga ya gue bahagiain wanita itu, sanggup ga ya gw bersaing dg pria lain yg tertarik pd wanita itu", pada saat super ego bermain si pria tidak akan korbankan air matanya, tdk akan korbankan gombalannya. Jika cinta di turuti hanya oleh ego mungkin
akan membuat pasangan cinta itu menyenangkan tapi tidak membuat tenang
atau membuat nyaman,
jika cinta di turuti atas dasar super ego
mungkin tidak banyak yg menyenangkan tapi sanggup membuat pasangan itu
tenang sampai akhir hayat, karena otak kecil mempengaruhi hati, otak besar mempengaruhi otak kecil dan hati terdalam (hatikecil).
Jadi dewasakanlah diri kita dg menempatkan super ego di atas ego artinya (jangan egois)
itu adalah gambaran soal cinta, jika bisa di
pahami betapa penting nya menggunakan pemikiran dalam bercinta niscaya
bahagia menyertainya.
Jika super ego dapat mempengaruhi ego dalam soal cinta insya allah akan berakhir bahagia.... amiiiiiin.
Komentar
Posting Komentar