tweet @pasirpemalu
Bagaimana kau mengerti cinta, jika pelangi tak kau beri warna, aku tak lari dari nyata, kau jingga yang hilang dari senja
Terlalu lama kita bermain pewarna kapur, kenapa kau tak mendekat dan menyisir rambutku sebelum aku memelukmu
akulah lelaki dengan langkah-langkah panjangku, dan aku kembali karena ajakan kerinduanmu sebagai wanita bersama fitrahmu
jika kau berharap taman surga tersenyumlah, saat bunga mekar dan kumbang menari ulurkan tanganmu, itulah jalannya
sejatinya aku tak sanggup untuk merengkuhmu, tapi senyum tulusmu melenakan aku serupa fatamorgana dalam taman surga impianmu
entah dimana taman surga itu, bahkan senyummu tak semanis dulu, sudahlah... kau bukan untukku
Sebodoh sajak kerinduan, peduli tersayat hati kau tetap ku senandungkan
Pena usang masih bermain dg jemariku, berharap bait puisi bisa kau eja tiap guratnya, ya.. aku yg menulisnya, tentangmu
sajak mana yang kau pungkiri, bahkan tiap bait bermuara pada cinta yang entah dimana, kau atau aku
Sebaiknya kau mencari pengeja yang handal, agar tak tersesat oleh bait puisi yang ku kirim untukmu, tentang rinduku
Aku melihatmu bagai syair yg indah, bingkailah.. atau cukup saja puisi itu kau simpan di hatimu, sampai aku datang mengejanya
tak perlu kau eja butir rindu yg ku semai, tak cukup usiamu untuk merapal angka, dekaplah dan bukan sekedar do'a
kau; adalah senandung yang setia menghiasi dentang waktu serupa racau do'a, tanganku terbentang menantimu
kau ; adalah mendung saat rindumu kau samarkan menjadi gelisah karena cemburu
mendung.. aku amin kan segala keputusanmu, kau pekatkan langit atau kau ceriakan hari saat pelangi iringi rintikmu
bintang ... adakah kau tahu jika aku menatapmu dan berharap memetikmu, meski kau terlalu jauh untukku
Andai kau setia seperti bintang, kilau yang bahkan tak pernah hilang meski kau jauh entah dimana
Bagaimana kau mengartikan cinta, bahkan pelangi tak kau beri warna, aku tak lari dari nyata, kau jingga yg hilang dari senja
Jika merindukanmu itu salah. Maafkan segala khayalku yang tak lepas dari segala apapun tentangmu.
Kadang cemburu menorehkan luka di tiap riaknya, tapi aku ingin membawa raga ku menuju tangismu, diam pada muara kerinduanmu
Akupun masih bersampan dengan dayung kesetiaan, dg segala asa dari tiap hilir pertengkaran, mengejar muara kebahagiaan
Jika merindukanmu itu salah. Ijinkan aku menjadi sebagian kecil dari gelisahmu
Jika merindukanmu itu salah. Bukan cinta jika aku mengalah, dan ijinkan aku untuk berseteru dengan bayangmu meski dalam semu
Komentar
Posting Komentar