faris

Faris. Bukan nama sebuah tempat, tapi nama seorang anak yang sangat lucu dan sedikit bengal. ya... dia anakku. menjelang puasa tahun ini dia sangat antusias menyambutnya, dan memang dari tahun ke tahun dia selalu puasa penuh dalam satu bulan, meski dengan iming-iming yang sangat memberatkan. jika dia butul puasa dalam satu bulan ini, maka aku harus membelikan hand phone baru yang sangat di idamkannya. Butul itu bahasa dia, yang artinya penuh.

Seperti biasa, pagi selepas sahur teman-temannya sudah berteriak kencang di depan rumah. "Fariiiiiissss, sholat subuh yuuuuk." begitu kira-kira teriakan temannya. faris langsung berjingkat dari kamar membuka pintu dan menyambar sarung yang biasa dia kenakan. meski aku tahu bahwa sholat subuh itu hanya alasan dia untuk bermain bersama teman-temannya. karena selepas sholat dia akan bermain sepuasnya sampai siang nanti, mengingat sekolah sedang libur.

Sekitar jam 13:00 faris pulang ke rumah selepas bermain, dengan muka kemerahan dan badan yang nampak sangat kelelahan. "faris puasa gak" tanyaku curiga. faris hanya diam dan tidak menjawab pertanyaanku. "faris puasa kan" tanyaku sekali lagi. "puasa" jawab dia singkat. Tapi aku benar-benar tidak percaya jawabannya. Aku hanya diam tak mau mengusik keberadaannya yang terlihat sangat lelah.

Selepas buka, sambil nonton televisi faris bertanya padaku. "pah kalo mandi terus airnya ketelen sedikit batal gak?" pertanyaan faris sama seperti pertanyaanku waktu kecil dulu, aku tidak mau mengecewakannya, aku hanya bilang jangan ulangi lagi, mengingat usianya yang barus menginjak 10 tahun, aku harus lebih berhati-hati menyikapinya.

"Gak kerasa ya, bentar lagi lebaran" teriak ibunya dari dapur menjelang berbuka.
Sambil bersungut faris menjawab."gak kerasa apanya, tiap hari faris kelelahan menahan haus dan lapar, mama bilang gak kerasa?" dasar ibu-ibu gak punya perasaan. Aku hanya tersenyum mendengar jawaban seorang anak yang sangat dilematis. Ibunya pun ikut tersenyum.

Ya.. Faris memang lucu, sekedar pemirsa tahu ya, kemarin faris menghapus ranking kelas di raportnya hanya karena dia tak suka ranking belasan, dan rankingnya dia ganti menjadi ranking 1, lagi-lagi akupun hanya tersenyum melihat kelakuannya. Semoga kau menjadi apa yang kau inginkan anakku.

Aku tidak bisa memberikan sesuatu yang lebih untukmu, bahkan aku tak bisa mengajarkan hal yang hebat untukmu, aku hanya bisa mengajarkan cara bertahan hidup yang baik dan benar. Itu saja...


Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cokek di rumah kawin

Sejuta puisi

Preman selebritis dari tahun ke tahun