Cokek di rumah kawin























Tangerang sudah di kenal banyak orang dari semenjak jaman perjuangan, ada beragam etnik dan budaya yang dari dahulu sampai sekarang menetap turun temurun di tangerang, kali ini sy mengajak pembaca untuk menyimak sedikit tentang budaya dari pinggiran kota tangerang yang masih di pertahankan oleh warga keturunan atau warga cina yang ada di tangerang dan sebagian besar menyebutnya cina benteng, yang akan kita bahas adalah sebuah tarian khususnya tarian cokek yang diadakan di rumah kawin.
Cokek sendiri berasal dari bahasa Hokkian, Cio Kek yang berarti penari wanita. Para penari cokek berdiri berjejer sambil menari mengikuti irama gambang kromong.
Penari cokek mengajak tamu untuk menari bersama secara berpasangan dengan berhadap-hadapan. Bila tamu tersebut bersedia ikut menari, maka mulailah mereka ngibing, para penari cokek ini tidak menari di sebuah panggung atau gedung pertunjukan, tapi mereka menari di sebuah aula yang di sewakan yang semua orang tangerang mengenalnya sebagai rumah kawin.
Rumah kawin, sesuai namanya merupakan sebuah tempat berbentuk aula yang sengaja dibangun sebagai tempat perkawinan bagi masyarakat Cina Tangerang. Bagian depan dinding rumah terbuat dari bambu atau jaring-jaring besi. Secara keseluruhan arsitektur bangunan terbuat dari kayu. Rumah kawin dapat dijumpai di daerah Tangerang, seperti Sewan, Kedaung, Selapajang Jaya, Teluk Naga, dan Dadap.
Layaknya pesta perkawinan, para tamu yang hadir disuguhkan berbagai makanan. Menu makanan bagi masyarakat beragama Islam, biasanya berupa daging ayam, sedangkan menu sajian daging babi diperuntukkan bagi masyarakat Tionghoa non-Islam. Tak ketinggalan pula kue khas masyarakat Cina Benteng, seperti kue bakpau, pepek, dan bugis. Kue-kue tersebut ditaruh di atas meja panjang tempat para tamu duduk.
Pesta rumah kawin biasanya diadakan selama 4 hari. Dalam acara ini terdapat penari cokek dan alunan gambang kromong. Kesenian tersebut lahir sebagai hasil dari perpaduan budaya. Budaya Tionghoa dan Betawi

Meskipun hingga kini tradisi rumah kawin beserta tarian cokek masih ada, keadaan tersebut berbeda jauh dengan suasana tarian cokek aslinya. Dahulu, penari cokek berpakaian kebaya. Selembar selendang panjang terikat pada pinggang dengan kedua ujungnya terurai ke bawah. Rambutnya tersisir rapih licin ke belakang. Ada pula yang dikepang kemudian disanggulkan yang bentuknya tidak begitu besar, dihias dengan tusuk konde bergoyang-goyang.
Kini, penari cokek hanya berdandan ala kadarnya dan berpakaian biasa, baju kaos dan celana jeans. Budaya tari cokek juga terlihat seperti tarian erotis. Mereka menari berpasang-pasangan dan saling bersentuhan. Ada beberapa pasangan yang tak segan untuk saling berpelukan. Tak jarang sang penari cokek mendapat ciuman dari tamu laki-lakinya.
Padahal dalam sejarahnya tarian cokek hanyalah tarian berpasangan tanpa melakukan persentuhan.
Selain itu, pergeseran budaya terlihat dari kelompok gambang kromong. Dalam pesta itu, mereka juga memainkan musik dangdut. Handi, salah satu tamu menuturkan, lagu dangdut dimainkan karena tidak semua tamu suka musik gambang kromong. Musik gambang kromong biasanya hanya disukai oleh orang-orang tua, sedangkan musik dangdut lebih diperuntukkan orang-orang muda.
0rang-orang Cina di pinggiran di daerah Tangerang mempunyai budaya pernikahan yang agak berbeda dengan di tempat lainnya. Sebagian besar dari mereka mengadakan acara pernikahan di "rumah kawin". Rumah kawin ini biasanya merupakan bangunan kayu dengan luas sekitar 150 - 300 m2.

Adapun "rumah kawin" di daerah Tangerang, sbb:

Kedaung Barat
1. Pang Tek Lim

Kedaung Wetan
1. Iyok /Tan Kim Yok
2. Ang Poh

Selapajang
1. Su Kim

Sewan
1. Lim Liang Hok

Kampung Melayu
1. Kim Lin
2. Kim Kee
3. Heng Ki

Kisaran biaya sewa rumah kawin adalah sekitar Rp. 2.000.000,- s/d Rp. 7.000.000,- untuk 4 hari. Biaya sewa tersebut belum termasuk makanan, dsbnya.
Untuk adat pernikahan yg sebenarnya acara pernikahan di rumah kawin ini memang biasanya dilakukan selama 4 hari, sbb:
- hari ke-1, Hari Kupe Kacang
- hari ke-2, Hari Bumbu
- hari ke-3, Hari Potong Ayam
- hari ke-4, Hari Kawin

Acara pernikahan di rumah kawin biasanya diiringi dengan Cokek & Gambang Kromong.

Biaya untuk Cokek & Gambang Kromong Rp 4.000.000 s/d Rp 5.000.000,-. Cukup mahal memang, tp bila perkawinan tidak diiringi dengan Cokek & Gambang Kromong seperti makan tanpa sambal dan lalapan, menurut seseorang salah satu dari mereka.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sejuta puisi

Preman selebritis dari tahun ke tahun