Resah

Dalam netramu aku mati
meski syairku tak pernah henti
bergerak seperti ombak
menggelorakan rindu hingga kelak. 

Buih meronta
menangisi tepian yang menjauh, jauh..., 
entah aku yang berlari, atau kau yang bersembunyi.
Akar bakau mulai nampak
pesisir jenuh bersenda
entah karena mulai tua
atau janji yang seringkali di lupa

Pipimu menganak sungai
deras menghujam raga
daun-daun mengering
gugur berserak membabi buta.
Kau muksa, aku tersiksa
edelweiss akhirnya layu
jatuh pada hakikat cinta bermanja duka.

Aku tidak berteman dengan sembilu
itulah kenapa aku sakit jika merindu.
Aku cemburu pada samudera
yang menampung segala. 
Tangisku, tawaku, teriakku..
di sana semua bermuara. 

Rindu pada rayu di lena duka.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cokek di rumah kawin

Sejuta puisi

Preman selebritis dari tahun ke tahun