Catatan si Didot

Sarapan pagi.

Tepat jam 06:00 pagi, gue bangun dengan penuh semangat, duduk, ngumpulin nyawa, setelah itu ngumpulin keberanian buat mandi. Setelah berpikir hampir setengah jam, akhirnya gue memutuskan diri berjingkat mengambil handuk yang juga masih terlelap."Sial" gerutu handuk, Hmmm handuk gue di tariknya susah banget, seperti pegangan sama tiang jemuran, kalo gue boleh tebak, kayaknya handuk gue lagi mimpi nih. Tapi dengan semangat 45, akhirnya handuk itu luluh juga di tangan gue, dengan lembut handuk itu pegangan di bahu gue, gue sih cool aja.
Pintu kamar mandi berderit membuka diri, padahal gue cuma menyentuhnya, hmmm mungkin ada rindu yang mendalam setelah 2 hari gak gue sentuh. Tiba-tiba "braakkk" gayung terjatuh dari atas pinggiran bak mandi, kayaknya dia kaget liat gue pagi-pagi masuk kamar mandi, "biasa aja kali" gerutu gue dalam hati. Air menetes sangat perlahan, jatuhnya seperti cairan infus, kira-kira 12 tetes permenit, "hmmmm nyindir" kata gue sama kran yang malas2an, owh, gue baru inget, mungkin dia pikir gue akan melakukan hal seperti 2 hari yang lalu, dan itu menginspirasi gue buat bikin tulisan TUTORIAL MANDI BEBEK, inget itu gue senyum-senyum sendiri. "Tenang bro, sekarang gue mau mandi beneran" bisik gue sama kran yang belom juga bersemangat mengeluarkan airnya, dengan sekuat tenaga, gue cabut penutup kran air itu (maklum, krannya sudah rusak, jadi untuk menyumbatnya gue memakai kayu yang di selimuti plastik), setelah penyumbat air di buka kucuran air tidak bertambah, hiks menyedihkan, gue merasa kotorrrr. Bak mandi kayaknya mulai batuk-batuk kecil ngeledek gue, padahal saat itu hasrat gue untuk mandi sudah di ubun-ubun. Tapi dengan tekad yang sudah bulat, dan semangat yang begitu menggebu, gue memutuskan untuk menunggu bak mandi sampe penuh, karena gue yakin, hal apapun yang di lakukan dengan penuh semangat, pasti akan membuahkan hasil, dan tentu saja semua akan indah pada akhirnya. Handuk nyubit pipi gue, seperti bisa membaca apa yang ada di pikiran gue. Setelah hampir 1 jam menunggu, akhirnya bak mandi penuh juga, gue deketin cermin yang dari tadi sudah semangat pengen liat gue mandi, sebetulnya dari tadi cermin itu sudah teriak2 "buka-buka-buka", tapi gue cuekin aja, males ladeninnya. "Maaf ya" kata gue sama cermin, gue balik cermin itu agar menghadap tembok, karena gue yakin dia pasti ngintipin gue mandi, dan gue gak mau kesucian gue ternoda. Gue gantungin handuk pada tempatnya, (untuk hal ini, gue sangat teliti, gue gak mau meletakan sesuatu yang bukan pada tempatnya, soalnya gue pengalaman saat gue mempercayakan hati gue untuk di simpan, tapi ternyata bukan pada tempatnya, ternyata itu tempat orang lain, akhirnya hancur berantakan. untuk hal ini, percaya deh sama gue) setelah handuk nyaman pada tempatnya, parlahan gue buka baju gue, gue buka celana gue, tiba-tiba "duk-duk-duk". sabun loncat-loncat kegirangan, liat gue tinggal pake celana dalam doang. "hmmm jangan mulai nakal deh" sungut gue pada sabun. sabun mulai diam, tapi tatapannya gak juga lepas dari badan gue, dengan sangat terpaksa akhirnya gue tetap buka celana dalam gue, setelah gue polos tanpa sehelai benangpun, gue mulai bimbang, mana yang harus gue sentuh terlebih dahulu, gayung atau sabun, sabun loncat-loncat minta di sentuh terlebih dahulu, dan dia terlihat begitu menggoda. "Tidak" bisik gue dalam hati, gue harus fokus, gue harus tetap pada jalur tujuan gue, karena gue percaya, jika kita fokus pada tujuan, maka segala hal akan mudah di raih. Akhirnya dengan berat hati dan sangat terpaksa, gue mandi dengan khidmat. Hanya mandi saja.

Setelah sekitar 1 jam 20 menit, akhirnya selesai juga gue mandi. "Cukup untuk 3 hari" pikir gue dalam hati. Gue dandan serapi mungkin, gue sisiran, dan ngaca (ngarep) seganteng mungkin, di depan cermin lagi-lagi gue di landa kebimbangan yang teramat sangat, "pagi ini, gue pake penampilan ganteng atau biasa aja ya" begitu kira-kira yang ada di pikiran gue, soalnya gue bingung, kalo gue pake penampilan biasa aja gue susah buat ngedapetin apa yang gue mau, terutama utang nasi uduk sebelah rumah gue, tapi jika gue pake penampilan ganteng, gue capek jawab sapaan ibu-ibu tetangga sekitar rumah gue. Di dalam kebimbangan itu, gue inget kata bijak yang di buat penyair amatir, begini kira-kira; ganteng tidak mencerminkan segalanya, maka gantenglah sewajarnya, begitu kayaknya kata bijaknya, semoga gue salah. Akhirnya dengan berat hati, pagi ini gue pake penampilan ganteng sederhana, karena gue yakin kesederhanaan akan menutup segala sipat angkuh yang kita miliki, sekali lagi, untuk hal ini percaya gue.
Sudah jam 8:00 pagi, hari ini gue rencana makan nasi uduk yang paling mahal. 
"didoooot, mau kemane lu" emak gue teriak dari dapur. 
"sarapan mak" sahut gue gak pake nengok. 
Setelah menutup pintu depan, kaki gue melangkah dengan pasti. janda kembang tukang nasi uduk sudah nampak di depan mata gue, sebelum gue nyampe ke tempat penjual nasi uduk, banyak benar godaan yang harus gue hadapi. 
"didot mau kemana" sapa tetangga ibu-ibu muda yang ngontrak di sekitar rumah gue. 
"sarapan tante" begitu jawab gue asal. 
dan hampir separuh tetangga rumah yang gue lewati menyapa gue, padahal gue udah pake tampilan ganteng sederhana. Aroma nasi uduk sudah sangat menggoda. 
"didot di bungkus apa di sini" sapa tante ani. gue gak langsung jawab, gue tengok kiri kanan, "sepi" dalam hati gue. 
"di sini aja tante" 
Tante ani janda beranak satu, usia nya gak beda jauh sama gue, mungkin hanya beda bulan, ya dia lebih tua beberapa bulan. orangnya cantik, seksi, juga ramah, kadang sesekali gue suka curi pandang, hanya untuk liat kalung emas yang melingkar di lehernya, kalungnya mulus banget.
"hey, ini mau pake apa?" tanya tante ani membuyarkan lamunan gue. 
"biasa aja tante, telor kasih semur jengkol" jawab gue
dan itu makanan kesukaan gue, setelah piring di tangan gue, gue makan dengan sangat perlahan, gue ingin berlama-lama di warung nasi uduk itu. karena waktu sudah beranjak siang, nasi uduk sudah hampir habis, jadi pembelipun sudah semakin sepi, kesempatan ini gak gue sia-siain. 
"didot gak kuliah" tanya tante ani. 
"mau tante, nanti selepas sarapan ini berangkat" jawab gue sekenanya. 
"buruan makannya nanti terlambat loh". kata tante ani
"santai aja tante, masih betah nih, eh maksudnya nasi uduknya belom abis" kata gue. 
Tante ani tersenyum 
"kalo betahmah mainnya malam, jangan pagi-pagi begini" 
tante ani sambil tersenyum dan melirik nakal ke arah gue. tentu saja gue salah tingkah di candain begitu. nasi uduk belom juga habis, tenggorokan gue tercekat pas tante ani duduk di depan gue, kalung di lehernya semakin memutih. 
"didot pacarnya orang mana?"
"gak ada tante, saya mau fokus kuliah dulu" jawab gue gemeteran
sementara celana gue seakan semakin menyempit, tante ani liatin gue yang salah tingkah, buru-buru gue habisin nasi uduknya. 
"berapa tante?" tanya gue. 
"sepuluh ribu" jawab tante ani. 
gue langsung bergegas pulang. tanpa menengok ke belakang gue langsung jalan cepat ke arah rumah. 
"didot" , gue menoleh ke belakang
"jangan ke kamar mandi ya" tante ani melanjutkan kalimatnya
rupanya tante ani tau betul apa yang gue pikirin, muka gue tiba-tiba memerah, tanpa menjawab gue langsung pulang. sementara tante ani tertawa melihat salah tingkahnya gue, dan gue kalah telak, gue merasa perasaan gue sudah di intimidasi. Setelah minta uang jajan, dan sedikit berbasa basi, gue berangkat kuliah dengan penuh semangat, tentu saja dengan naik motor kreditan emak.

Anak kampus.
Didot terlihat seperti remaja yang menjelang dewasa pada umumnya, orangnya biasa saja, kelebihannya adalah dia selalu nampak ceria meski dalam keadaan apapun, terlihat seperti orang lugu meski kadang-kadang kecerdasannya nampak dari keluguannya itu. Didot kuliah di sebuah universitas di kota tempat tinggalnya. semester IV dan sedang lucu-lucunya, dia tidak tampan tapi juga tidak jelek, sederhana saja, lebih ke arah pasaran, didot dua bersaudara, adiknya rani masih duduk di kelas dua sma, dan sma nya bersebelahan dengan kampus tempat kuliah didot.
Kedua orang tua didot pekerja keras, tapi tidak terlalu keras, sama seperti orang indonesia pada umumnya. Ayahnya pegawai negri sipil golongan II, yang penghasilannya mungkin lima koma, setiap habis gajian setiap tanggal lima sudah koma, ibunya pedagang sayuran yang setiap pagi keliling menjajakannya ke semua tetangganya, termasuk pada ani janda penjual nasi uduk itu. Didot dan rani termasuk anak yang rajin juga, rajin memberi alasan setiap di suruh mengerjakan sesuatu oleh kedua orang tuanya. Seperti pagi ini,
"Raniiiii"
"ya bu"
"sudah mandi sana, sudah jam berapa ini, nanti kamu terlambat sekolah"
"bang didot mau mandi lebih dulu katanya bu" jawab rani asal.
"mana ada abangmu mau mandi lebih dulu, dia masih tidur, cepat mandi sana" sahut ibunya ketus.
"iya"
Rani bangun dari tempat tidurnya dan berjalan ke arah jemuran mengambil handuk, sebelum masuk kamar mandi rani masuk kekamarnya didot dengan berjingkat, rani tersenyum manakala dia lihat didot masih mendengkur meninakan mimpi indahnya, dengan keusilannya, rani mengambil sendal jepit dan meletakkannya tepat di muka dodit, tapi dodit tetap tidak bergeming, dengan senyum penuh kemenangan rani berjingkat keluar kamar dan masuk ke kamar mandi, setelah pintu kamar mandi ditutup, seperti biasa rani langsung berubah menjelma menjadi artis papan atas, suara nyanyiannya terdengar oleh seisi rumah, tentu saja dengan senandung sekenanya. Dan seperti biasa setelah mendengar suara nyanyian rani yang cempreng, didot akan terbangun dengan segala kegantengannya, saat menyadari ada sesuatu di bagian wajahnya didot berteriak sambil membuang sendal jepit itu ke arah pintu.
"raniiiiiiiii"
tentu saja rani mendengar teriakan abangnya, tapi dengan cueknya rani tetap bersenandung, bahkan sampai selesai dia mandi, saat rani keluar dari kamar mandi, didot sudah mencegatnya di depan pintu kamar mandi, rani tetap cuek melihat abangnya yang menatap tajam ke arahnya, seperti harimau yang hendak menerkam mangsanya, tapi rani cuek bahkan tak menatap mata abangnya didot, sambil senyum penuh kemenangan rani berlalu, didot tak bisa membalas perlakuan adiknya pagi itu, karena ibunya ada tepat di belakang didot, didot hanya membisiskan sesuatu di telinga adiknya itu.
"awas kau"
rani hanya tertawa mendengar ancaman abangnya itu, dan berlari meninggalkannya.
ya, mereka memang kalau bercanda sangat keterlaluan, tapi mereka saling menyayangi

Bersambung......






Komentar

  1. JTG Sportsbook & Casino - Hollywood, FL
    JTG 구미 출장마사지 Sportsbook 부천 출장안마 & Casino Hollywood, FL offers a 남원 출장안마 thrilling online sports 순천 출장마사지 betting experience that covers both NFL and NBA. We 포항 출장안마 have a sportsbook, poker room,

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cokek di rumah kawin

Sejuta puisi

Preman selebritis dari tahun ke tahun