Ini bukan puisi 07042017

Hancur sudah, kealpaan selalu hadir setiap saat, benak meraga raja, jiwa bermandi durja, ini bukan soal aku rapuh, tapi keadaan yang tak berpihak padaku. Keringatku aku telan sendiri, aromaku aku hirup sendiri, karena ini dosaku.
Entah kemana harus kulabuhkan jiwaku, entah dimana harus kusandarkan ragaku, aku lelah berpeluh sembilu, yang menghirisku tak kenal waktu, aku jemu pada ketiadaan, meski aku kerap bersenda dengan kesepian. Aku tidak akan menyerah, aku hanya ingin diam sejenak.
Dunia cukup untuk siapa saja, tapi tak cukup untuk satu orang yang serakah. Aku tau itu, bahkan aku hanya ingin sedikit saja, kata cukup sudah sangat memuaskan bagiku. Aku tak ingin banyak, aku hanya ingin ada, karena akupun tahu, Tuhan hanya akan memberikan yang dibutuhkan hambanya, bukan yang di inginkan hambanya.
Aku banyak mengumbar janji, mungkin karena akupun banyak menelan janji. Sayang; maaf jika aku terus menyulitkanmu, ini jauh di luar kuasaku, aku tak bermaksud menyulitkanmu, tapi keadaan yang belum bisa memanjakan aku.
Sayang..; Ini bukan puisi, tapi catatan kelam keseharianku. Aku malu menadah padamu, karena aku tak pernah membahagiakanmu, meski itu adalah cita-cita luhurku, entah kapan sampai padamu.
Semoga kau bisa bertahan, sampai aku merebahkan sembilu untuk peraduanmu. peraduan kita.

dukadiulangtahunku

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cokek di rumah kawin

Sejuta puisi

Preman selebritis dari tahun ke tahun