Oh.. Presiden dan kecebong

Sebentar lagi pemilu, jika mendengar kata pemilu, angkatan 60 dan 70 serta 80an pasti hapal dengan kata "LUBER". Dari kata luber kita harusnya memahami jika pemilu itu, berlangsung untuk umum yang artinya untuk seluruh rakyat indonesia yang cukup usia dan bebas memilih siapapun kandidatnya serta bersipat rahasia. Tapi jika kita menilik pemilu saat ini, semua itu hampir tidak ada, kebebasan seperti di kekang, nilai rahasia sudah hilang, bahkan yang lebih ironis lagi cara kampanye yang sangat sangat jauh berbeda era 80 ke bawah dengan era sekarang.
Era sebelum reformasi, hanya memiliki 3 partai, dengan 3 partai saja itu kampanye sudah sangat meriah sekali, ingat ya, meriah; bukan menakutkan, karena dulu jarang sekali ada gontok2an saat kampanye, sekarang bebas partai, dengan adanya kebebasan pembentukan partai ini sudah sangat menakutkan, jangankan kampanye, baru buat iklannya saja itu bisa membuat bulu roma merinding seluruh tubuh, dulu tidak ada internet, jadi kampanye alakadarnya, sekarang ada internet dan segala bentuk kemajuan lainnya yang bisa menopang untuk berkampanye. Dulu tidak ada namanya kampanye hitam, kampanye ya kampanye, tidak ada embel-embel lainnya.
Sebentar lagi pemilihan Presiden, waktunya masih sangat jauh saja sudah ada banyak pergerakan-pergerakan dari masing-masing pendukung calon, para pendukung calon ini memulai pergerakan dengan apa saja, dari mulai obrolan, tulisan, bahkan pembuatan video. Ironisnya adalah; dari masing-masing pendukung calon, selalu menjelek-jelekan calon lain yang jadi saingannya, dan mereka membuat satu sebutan untuk pendukung calon lain tersebut, 'Kecebong" ya kecebong, pendukung si anu menyebut pendukung calon saingannya dengan kata kecebong, begitu pula sebaliknya, pendukung saingannya pun menyebut pendukung pesainganya sebagai kecebong, jadi menurut saya intinya adalah; kalian yang saling menyebut kecebong adalah kecebong yang sebenarnya.
Banyak di berbagai media sosial akun-akun bertebaran yang hanya berisikan tentang iklan atau lebih tepatnya akun untuk mengkultuskan bahwa calonnya adalah yang terbaik. isinya pun hanya itu-itu saja, pendukung si A bilang; A bagus, jujur, adil, taat dan B jelek, buruk, koruptor dan apalah serta apalah, begitu pula dengan pendukung si B bilang; B bagus, jujur, adil, taat, dan A jelek, buruk dan apalah serta apalah. Coba kita telaah sedikit, pertama akunnya selalu akun baru meski pertemanannya lumayan banyak, kedua pemilik akun tidak pernah menampilkan profil atau jadi diri yang sebenarnya. jadi bisa di pastikan si kecebong kecebong yang mendukung pergerakannya itu hanyalah pekerja yang bergerak di media sosial, pendukung si A ya kecebong itu, pendukung si B ya kecebong itu juga, tugas mereka unik, saat ada tugas mendukung A dia akan buat konten baik tentang si A dan membuat konten buruk untuk si B, dan begitu pula sebailknya.
Dan untuk temanku, kerabatku, sahabatku di mana saja kalian berada yang nanti ikut mendukung pemilihan Preside, pilihlah yang terbaik menurut penilaian kalian, bukan penilaian karena bayaran, siapapun itu, karena pada intinya adalah; Pemilihan itu bukan untuk mencari pemimpin yang terbaik, tapi supaya kita tidak di pimpin oleh yang terburuk.

Diam itu emas, tapi bicaralah jika suaramu akan jadi berlian.#janganGolput

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cokek di rumah kawin

Sejuta puisi

Preman selebritis dari tahun ke tahun