Yudi, Tina dan Blackberry

       Sambil menghisap rokok kreteknya yudi membolik-balikan koran yang sedang di bacanya, rupanya yudi sedang melihat-lihat merk hand phone terbaru yang ada di koran tersebut,. ya memang yudi sedang mencari apa yang selama ini jadi perbincangan hangat teman sekantornya, sebuah telepon genggam yang sangat modern yang menurut mereka bisa mengangkat prestige bagi mereka yang memilikinya, setelah melihat merk hp tersebut pandangan yudi mulai beralih sedikit ke bawah, matanya tertuju pada banderol harga dan dia mulai menerawang sebentar kemudian yudi menutup halaman koran tersebut, rupanya yudi berpikir bahwa dia tidak mungkin memiliki hp merk tersebut mengingat harga yang tidak mungkin terjangkau untuk seorang buruh pabrik seperti dirinya.
       Yudi adalah seorang kepala keluarga dengan tiga orang anak yang masih keci-kecil, yudi bekerja di sebuah pabrik sebagai tenaga harian yang tentu saja penghasilannya pun tidak mencukupi untuk hidup keluarga mereka, sehingga yudi harus bekerja extra untuk menunjang biaya hidup yang semakin tinggi, tina istri yudi seorang ibu rumah tangga yang sangat mengerti keadaan suaminya, tina adalah seorang sarjana yang memilih hidup bersama yudi dan kabur dari rumah karena tidak ada restu dari orang tuanya dengan alasan yudi hanya lulusan sma, dia selalu menerima apa yang di hasilkan suaminya sehingga tentu saja hal ini membuat yudi bahagia, tina tidak pernah meminta lebih dengan apa yang di hasilkan yudi, mereka makan seadanya bahkan tina hampir tidak pernah membelanjakan uangnya hanya untuk semangkuk bakso sekalipun seperti kebanyakan kebiasaan jajan ibu rumah tangga lainnya, tina pandai mengurus ketiga anaknya dari soal menjaga kesehatan keluarga sampai mengatur jajan ketiga anaknya, keluarga mereka terkenal hemat dan istri yudi sangat tabu dengan yang namanya ngutang, sampai-sampai setiap pedagang keliling seperti enggan lewat di depan rumah mereka karena sudah bisa di pastikan keluarga yudi tidak akan pernah membelanjakan uangnya, atau sekedar untuk menyapanya apalagi untuk sekedar mengutang, itulah yang membuat keluarga yudi terlihat sangat harmonis di mata tetangga.
       Suatu malam saat mereka sedang berkumpul di depan televisi kecilnya tina menyampaikan keinginannya untuk bekerja agar bisa membantu perekonomian keluarga mereka, tentu saja hal ini membuat yudi sangat senang ternyata istrinya mau membantu dia untuk mengatasi masalah perekonomian keluarga mereka, lalu merekapun mencari solusi untuk soal penjagaan rumah mereka dan siapa yang akan membantu mengurus ketiga anaknya selama mereka bekerja, akhirnya kesepakatan didapat bahwa mereka akan mengajak keponakan mereka untuk mengurus rumah dan menjaga ketiga anaknya, rupanya tina lebih beruntung di banding yudi, tina di terima bekerja di pabrik yang sama dengan yudi dan dia di angkat sebagai sekertaris di pabrik tersebut mengingat dia seorang sarjana, sehabis jam kerja mereka pulang bersama dengan motor butut yang selama ini di gunakan yudi untuk pulang pergi kerja, dari hari kehari keuangan keluarga mereka mulai membaik, ketiga anak merekapun mulai ada perubahan dari soal jajan sampai soal pakaian yang mereka kenakan, sekarang mereka sudah mengenal yang namanya mall, butik, dan jajanan wahhh,.. yang selama ini tidak pernah mereka rasakan, dan untuk alasan prestige tina mulai berani mengkredit motor baru dan mereka memiliki dua motor sekarang, sehingga gaya hidup mereka pun mulai berubah. 
       Suatu hari selepas jam kerja yudi menelpon tina untuk mengajak pulang bareng seperti biasanya, tapi kali ini tina menolak halus dengan alasan ada pekerjaan yang belum selesai, akhirnya yudi pun pulang sendiri mengingat anak mereka sudah menunggu di rumah, dan tinapun mengiyakan mengingat ada rekan kerjanya yang bersedia mengantar sampai rumah, sekitar jam sepuluh malam tina baru pulang sampai di rumah dengan membawa buah tangan yang berbeda dari biasanya, sementara ketiga anaknya sudah tertidur pulas di kamarnya, dua bungkusan kotak di letakan tina di hadapan yudi, yudi membukanya perlahan dan alangkah terkejutnya yudi ketika tahu apa yang ada di hadapannya,.. dua buah hand phone merk blackberry yang selama ini jadi idaman setiap penggemar tekhnologi di tanah air, tina mengatakan kalau itu di beli untuk mereka berdua dan tentu saja hal ini membuat yudi sangat senang bukan kepalang, kemudian tina mulai menceritakan kesibukannya di kantor tapi yudi hanya mendengarkan tanpa acuh karena dia lebih tertarik pada blackberry yang ada di hadapannya, lalu tina meminta ijin untuk membawa motor barunya sendiri saat pergi bekerja esok pagi, tanpa ragu yudi mengijinkannya.
       Yudi bangun pagi lebih semangat begitu juga tina karena ada blackberry yang menemaninya di saku mereka, mereka seperti ingin cepat sampai di kantor karena ingin memamerkan blackberry baru mereka kepada teman-temannya, dengan bangga yudi memamerkan blackberry kepada teman-temannya, seperti ada yang lain dari penampilan yudi hari itu, yudi terlena dengan apa yang dimilikinya, selepas jam kerja bahkan yudi lupa  menelpon tina untuk mengajak pulang bersama seperti biasanya, begitupun dengan tina dia juga sibuk dengan mainan barunya, dia lupa untuk menelpon yudi atau sekedar sms an seperti biasanya, tina lebih suka ber bbm ria dengan teman barunya.
       Yudi lebih dulu sampai rumah, selesai mandi yudi langsung menuju ruang depan sambil menggenggam blackberry nya, sementara ketiga anaknya sedang menonton televisi di temani keponakannya, dan hari itu yudi lupa mencium ketiga anaknya bahkan dia juga lupa untuk sekedar berkelakar dengan ketiga anaknya, tina baru sampai ketika yudi sedang duduk di ruang depan, tina langsung menuju kamar mandi untuk membersihkan badan, setelah ganti pakaian tina menghampiri yudi untuk sekedar mengobrol, ada yang lain dari obrolan mereka saat ini, sekarang mereka lebih senang membicarakan hal baru ketimbang mengobrol tentang cara bersyukur seperti dulu yang biasa mereka obrolkan, di sela obrolan mereka tiba-tiba keponakannya yang selama ini mengurusi keadaan rumah tangganya dan mengasuh ketiga anaknya minta ijin untuk pulang besok pagi dan selamanya berhenti mengasuh ketiga anaknya, tanpa berpikir panjang yudi dan tina mengiyakan permintaan keponakannya itu, sambil tetap tak acuh dan matanya tetap menatap blackberry kesayangannya.
       Pagi-pagi sekali keluarga yudi sudah bangun karena harus melepas keponakannya jam lima pagi dengan alasan mengejar kereta yang hanya berhenti di statsiun pada jam tersebut, yudi dan tina melambaikan tangan kanannya melepas kepergian keponakannya sementara tangan kirinya menggenggam blackberry seolah enggan untuk melepaskannya, setelah keponakannya pergi yudi menyuruh tina untuk mandi lebih dulu sementara yudi duduk di ruang depan sambil mengutak-atik mainannya, setelah tina selesai berpakaian bergantian yudi masuk kamar mandi dan salin menggunakan pakaian kerja seperti biasanya, karena tina sudah siap lebih dulu maka tina berpamitan pada yudi untuk berangkat ke kantor, setelah tina berangkat tinggallah yudi sendiri ketika yudi hendak mengeluarkan motornya seperti tersadar dia melihat anaknya berdiri di depan pintu kamar, saat itu anaknya belum mandi, belum sarapan, kemudian yudi berpikir kalau dia berangkat kerja siapa yang mengurusi ketiga anaknya, siapa yang menyuapi makannya, kemudian yudi menelpon istrinya tina tapi saat itu tina mengabaikan panggilan yudi, mungkin tina masih dalam perjalanan, atau mungkin tina mulai mengabaikan dia karena memang sejak memiliki blackberry mereka jarang berkomunikasi karena lebih senang dengan hal baru yang ada pada blackberry, akhirnya dengan perasaan kesal yudi memutuskan untuk tidak bekerja saat itu karena harus mengurusi ketiga anaknya, begitupun keesokan harinya yudi harus mengalah untuk tidak masuk kerja karena dia harus melihat posisi pekerjaan tina lebih penting di banding yudi.
       Waktu menunjukan jam delapan malam saat tina baru pulang , saat itu masih menggenggam blackberry yudi mengajak tina membicarakan keadaan mereka saat ini, yudi meminta tina untuk berhenti bekerja mengingat tidak ada yang mengurusi ketiga anaknya, dengan halus tina menolak permintaan yudi karena dengan alasan penghasilan tina jauh lebih besar dari yudi, mendengar jawaban itu bukan main marahnya yudi mengingat dia adalah kepala rumah tangga yang tentu saja merasa malu kalau harus menganggur dan hanya mengurusi ketiga anaknya meski di temani blackberry, tapi apapun yang di kemukakan yudi tidak membuat tina bergeming dengan keputusannya, sambil tetap tak acuh dengan pembicaraan mereka, mata tina tetap saja tertuju pada blackberry yang ada di genggamannya, menjerit batin yudi saat itu bahkan saat anak yang paling kecil terbangun dari tidur dan minta di buatkan sebotol susu tina tetap tidak mengacuhkannya, akhirnya dengan berat hati yudi meluluskan permintaan anaknya, setelah permintaan anaknya terpenuhi yudi menghampiri tina dan ...brrrraaaaaaaaaakkkkk yudi membanting blackberry  hingga hancur berantakan, mainan kesayangannya itu kini telah berubah menjadi rongsokan yang tidak berharga, sama seperti harga dirinya yang saat itu tersisihkan oleh blackberry, dengan tanpa acuh tina meninggalkan kemarahan yudi sambil tetap menggenggam blackberry kesayangannya.
       
     

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sejuta puisi

Cokek di rumah kawin

Preman selebritis dari tahun ke tahun