Ganggang Nista


Gojali



Di sebuah desa yg sangat sederhana hiduplah keluarga miskin, dgn rumah dari bambu berdinding bilik, mereka hidup sangat pas-pasan, kepala keluarga tersebut bernama arman yg bekerja sebagai buruh tani, sedangkan istrinya bernama ani bekerja sebagai kuli cuci, kehidupan mereka sangatlah berkekurangan, jika di hitung upah mereka berdua sama sekali tidak akan cukup untuk hidup sampai gajian bulan berikutnya, beruntung keluarga mereka belum di karuniai anak, sehingga mereka masih bisa bertahan jika hanya untuk sekedar makan.




Suatu ketika tibalah saatnya kekhawatiran mereka menjelma, pagi itu ani nampak muntah-muntah, tapi arman hanya menduga jika ani masuk angin saja karena belum sarapan, arman pun mengajak ani sarapan singkong rebus seadanya, ani dan arman menikmati kehidupan mereka, karena mereka memanglah saling mencintai satu sama lain, dan mereka jadi acungan jempol para tetangga sesama penduduk miskin karena sangat menikmati kehidupannya, setelah beberapa hari ternyata muntah ani dan mual ani tak kunjung berhenti, dan setelah berminggu-minggu baru mereka sadari bahwa ani sudah tidak datang menstruasi lagi, akhirnya mereka berkeyakinan bahwa pada saat itu ani sedang mengandung anak pertama mereka.

Mereka amat bahagia menyambut kedatangan karunia itu, tapi di hati kecil mereka timbul ketakutan yg sangat mendalam karena mereka tidak yakin jika mereka mampu membiayai kehidupan anaknya jika lahir nanti, satu bulan, dua bulan, akhirnya hari yg di tunggu-tunggu itu datang juga, dengan di bantu para tetangganya lahirlah bayi tampan itu, arman dan ani sumringah menyambut kedatangan bayi mungil itu, dengan ritual alakadarnya sepakatlah mereka memberi nama gojali.

Ketakutan mereka menjadi kenyataan, air susu ani yg seharusnya bisa jadi asupan giji buat gojali tidak keluar, mungkin karena ani sendiri tidak pernah memakan makanan yg bergiji apalagi 4 sehat 5 sempurna, sehingga tubuh ani sangatlah kurus dan mengakibatkan tidak berkemampuannya sel-sel pada jaringan tubuh ani untuk memproduksi air susu sehingga gojali kecilpun harus sakit2 an, karena tidak ada asupan giji yg seimbang, melihat keadaannya itu arman pun sepakat dgn ani untuk memberi gojali kecil susu botol,tapi mengingat harga susu yg teramat mahal untuk ukuran mereka membuat arman bersusah payah membanting tulang hanya untuk sekaleng susu, beberapa minggu sampai bulan kedua arman masih mampu bekerja keras demi sekaleng susu dan demi gojali kecil harapannya.
Karena arman terlalu memperhatikan pekerjaannya sehingga dia hampir tidak pernah lagi memperhatikan kondisi tubuhnya mungkin karena sekarang dia harus bekerja sendiri tanpa bantuan ani karena harus mengurus bayi.

Suatu pagi saat arman hendak berangkat ke sawah tiba2 arman terjatuh di depan rumah, mungkin karena kelelahan sehingga arman merasa lemas seluruh tubuhnya, akhirnya arman mengurungkan niatnya untuk ke sawah pagi itu, arman istirahat di tempat tidur dan sakit, telah 3 hari arman sakit, dan saat itu pula susu kaleng untuk gojalie habis, ani mulai kelimpungan, karena dia tidak tahu lagi harus memberi makan apa untuk gojali, dan arman pun sudah tidak kuat bangun lagi karena memang tidak pernah minum obat sejak sakit 3 hari yg lalu, saat dalam kekalutan itu terbersit niat ani untuk berhutang pada tetangganya yg kebetulan pemilik warung, pemilik warung itu orang yg teramat baik di kampung itu, sehingga tanpa menemui kesulitan di dapatlah sekaleng susu dan beberapa butir telur, juga beberapa liter beras yg mungkin cukup untuk 3 hari kedepan.

Tiga hari tlah berlalu tapi sakit arman tak juga kunjung sembuh, sedangkan bahan pangan dan susu untuk gojalie sudah habis, akhirnya dengan perasaan yg sangat malu ani kembali mendatangi warung tetangganya untuk berhutang, kali ini pun sama, karena tetangga ani ini orang yg sangat baik hingga sama sekali tidak memperhitungkan utang yg di peruntukkan untuk ani, 3 hari berikutnya habis pula persediaan pangan dan susu, dan arman tak juga kunjung sembuh. setelah melewati minggu bergantilah bulan, dan sekarang memasuki bulan ke 3 sejak arman jatuh dan sakit, soal bahan panganpun masih tetap pemilik warung yang membantu, hari itu ani betul2 sangat merasa malu, dan ada niat di dalam hatinya untuk menghentikan kebiasaannya berhutang.

Hari itu mereka sekeluarga betul2 tidak makan termasuk gojali yang hanya bisa menangis meminta susu pada kedua orang tuanya, tapi ani kali ini betul2 tidak mau berhutang lagi karena sudah merasa malu yg teramat sangat, ani memandangi wajah arman suaminya yg sangat di cintainya itu, arman tertidur begitu pulasnya seakan enggan untuk bangun dan melihat kenyataan yg teramat sulit bagi kehidupan mereka, ani memalingkan pandangannya pada gojali yg tertidur karena kelelahan menangis, ani mengusap tubuh kecil gojali sambil meneteskan air mata, ani memandangi tanda hitam seperti membentol di belakang betis kanan gojali, tiba2 terdengar suara orang mengetuk pintu reyot rumah ani, ani bergegas membukakan pintu, ternyata mereka kedatangan tamu ibu warung, Ibu warung itu bergegas menghambur ke arah ani dan menanyakan kenapa ani tidak mengambil pangan untuk keluarga mereka, dengan bercucur air mata ani mengatakan bahwa mereka sangat malu kepada pemilik warung itu karena mereka tiada daya untuk membayarnya, tapi ibu warung itu mengatakan pada ani bahwa dia tidak berpikir menghutangkan pada keluarga ani, dan mereka berkata bahwa mereka ikhlas membantu keluarga arman yg sedang sakit2an itu, ani menarik napas lega dan bersimpuh mencium kaki ibu warung sambil menangis, tiba2 ani bangkit dan berkata pada ibu warung bahwa ani hendak keluar sebentar dan menitipkan arman dan gojali pada ibu warung, ani beralasan akan mengangkat jemuran di belakang rumah, ibu warung hanya mengangguk menandakan dia bersedia membantu ani menjaga arman dan gojali.

Ibu warung duduk di sebelah arman sambil mengendong gojali, 1jam, 2 jam, ani tak jua muncul batang hidungnya, ibu warung mulai gelisah, ibu warung berjalan kebelakang rumah reyot ani sambil menggendong gojali, tapi ani tidak di temukannya, ibu warung dengan gelisah menunggu ani, dia masuk ke dalam rumah ani dan membuatkan susu untuk gojali yg di bawa dari warungnya, saat dia sedang memberi susu untuk gojali tiba2 terdengar suara langkah kaki di depan rumah ani, ibu warung menarik napas lega saat mendengar langkah kaki itu, tapi alangkah kaget nya ibu warung itu saat mengetahui bahwa yg datang adalah suaminya yang menanyakan kenapa dirinya belum juga pulang, sambil terduduk ibu itu menceritakan tentang ani yg menitipkan arman dan gojali kepada dirinya karena ani berdalih akan mengangkat jemuran, mendengar itu suami ibu warung itu hanya menundukan kepala, dan bapak warung itu berkata menyilahkan istrinya untuk pulang dan dia bersedia menggantikan istrinya untuk menjaga arman dan gojali.

Waktru itu tepat tengah malam arman terbangun dan memanggil ani istrinya, tapi betapa kagetnya arman yg mendapati ternyata yg menghampirinya adalah bapak warung tetangganya, bukan ani istrinya, arman berurai airmata saat mendengar penjelasan bapak warung bahwa ani telah pergi sejak sore tadi,berkecamuk rasa di dalam jiwa arman, ada terbersit di dalam pikiran arman bahwa mungkin saja ani bosan terhadap kehidupan keluarganya yg selalu dalam kesusahan, bapak warung mencoba menyemangati arman dengan mengatakan bahwa mungkin ani akan kembali esok hari dan bapak warung itu berjanji pada arman bahwa dia akan membantu mengurus gojali dan arman selama dia sakit, mendengar itu arman tersenyum pahit, mengingat bahwa kesulitan mereka telah merenggut kehormatan rumah tangganya.

Hari sudah pagi tapi ani belum juga kembalai, 1 hari, 2 hari, akhirnya sampai pada hitungan bulan ani tak jua kembali, hari ini menginjak 6 tahun semenjak kepergian ani, tentu saja gojali kecil kini tumbuh menjadi bocah ceria berkat bantuan keluarga pemilik warung, arman pun sembuh dari sakitnya setelah memakan waktu hampir satu tahun berkat bantuan pemilik warung itu, arman mengabdikan dirinya karena berniat membalas budi baik yg di berikan pemilik warung itu, dia bekerja sebagai apa saja yg di perintahkan pemilik warung it, arman bertugas menjaga kebun yang lumayan jauh dari rumahnya, dia berangkat pagi dan pulang menjelang malam tanpa merasa lelah karena sekarang arman terjamin untuk makan dirinya dan gojali anaknya, arman hanya dapat berkumpul dengan anaknya saat akan pergi tidur saja, mengingat pekerjaan arman yg sangat menyita waktu, tiap kali dia pergi menjaga kebun gojali anaknya bermain di rumah pemilik warung.

Tujuh belas tahun berlalu begitu saja, arman dg kegiatannya dan gojali dg keceriaannya, gojali sekarang duduk di kelas 2 sma, yg tentu saja semua pembiayaannya di tanggung oleh pemilik warung, saat itu gojalie tengah ceria bersama teman2 nya di sekolah, belajar dan bercanda layaknya remaja normal lainnya, di tengah pelajaran saat sedang sunyi tiba2 pintu kelas di ketuk dari luar, guru kelas bergegas membukakan pintu, saat pintu terbuka ternyata yg datang adalah teman sepekerjaan orang tuanya gojali yg ada kepentingan pada gojali, teman sepekerjaan ayahnya gojali yg tentu saja masih anak buah pemilik warung itu datang membawa kabar pahit buat gojali, dia mengabarkan bahwa ayah gojali telah meninggal karena kecelakaan terjatuh dari pohon saat memanjat pohon kelapa, tentu saja kabar ini membuat limbung gojali, dengan sekuat tenaga gojalie menjerit berteriak se-kencang2 nya memanggil nama ayahnya, detik itu juga gojalie berlari keluar kelas sambil menangis tanpa henti memanggil nama ayahnya, sampai di rumah sudah sangat ramai orang berkerumun mengurusi jenazah ayahnya, gojali menerobos kerumunan orang dan memeluk jasad ayah kandungnya sambil menangis, orang2 yg menyaksikan itu hanya menunduk tak kuat menahan air mata melihat kenaasan gojali yg sejak bayi tak tahu siapa ibu kandungnya dan kini dia harus di tinggal pergi ayahnya yg tinggal satu2 nya tempat mengeluh gojali.

Hari itu setahun sudah gojalie menyandang predikat sebatang kara, selama ini dia tinggal di rumah ibu warung, sementara rumah reyotnya sudah lama roboh dimakan rayap karena tidak ada yg mengurus, gojali kini jadi pemurung, bahkan bangku sekolah pun dia tinggalkan padahal tak henti2 nya pemilik warung menyemangati gojali agar melanjutkan sekolah dan menyemangati agar gojali tidak larut dalam sedihnya, gojalie kini tidak pernah lagi menunjukan wajah ceria, bahkan pulang ke rumah pun semau dia, kadang pulang kadang sampai berhari2 dia tidak pulang, dia bergaul dg siapa saja yg dia sukai, tongkrongan gojali pun kini tidak lagi dg anak seusianya.

Sudah seminggu ini gojali tidak pulang, untuk menyambung hidupnya dia ikut2an menjaga parkir atau apa saja yg dia bisa, gojalie terlalu malu untuk pulang, dia lebih suka nongkrong di terminal bersama bocah frustasi lainnya yg merasa dewasa di usia muda, keadaan terminal tentu saja sangat mempengaruhi kondisi jiwa gojali, kini gojalie tumbuh dg jiwanya yg keras, tempat parkir sudah jadi
tempat biasa saat dia mencari makan, berjudi di terminal bukan hal yg tabu lagi, saat tidak punya uang dia bisa dengan mudah menggantikan batangan sopir angkot karena gojalie bisa di percaya teman pergaulannya, berkelahi sudah menjadi hal biasa buat gojalie saat bersinggungan paham dengan penghuni terminal lainnya, bahkan gojalie sudah sangat terkenal di lingkungan pelacur sekitar terminal karena ketampanan dan kegagahannya, gojali akhirnya bisa menguasai terminal karena keberaniannya, gojalie sudah cukup lama di tempa di lingkungan yg amat keras hingga membentuk jiwa dan pisik yg tangguh sekitar terminal, tapi saat gojali sedang sendiri dia selalu menitikkan air mata jika mengingat kehidupannya yg suram, kadang dia berteriak sendiri saat teringat kedua orang tuanya pergi hingga menjadikannya sebatangkar.

Sekarang kita beralih pada ani, kemanakah dia selama ani, sekarang dia sudah berbeda dg yg dulu kita kenal, hari ini tepat 25 tahun ani meninggalkan arman dan gojalie kecil dari semenjak pergi dulu, ternyata ani bertemu dengan seorang temannya yg usahanya bergerak di bidang prostitusi kelas tinggi, yg tentu saja hal itu sangat memudahkan ani untuk secepat kilat merubah kehidupannya, ternyata cinta ani pada arman kalah dan terkikis oleh kesulitan hidup yg selama ini dia jalani, ani sudah bosan makan singkong rebus yg di suguhkan arman, ani merasa bahwa dia hanya manusia biasa yg ingin menjalani hidup dengan nyaman, tapi apa daya, ani hanya orang desa yg tidak mengenyam pendidikan tinggi, sehingga membuat dia harus terjatuh dalam pelukan lembah hitam yg sangat di takutkan seluruh wanita di dunia ini, skrg ani tinggal di rumah besar dan mewah hasil kerjanya selama 25 tahun ini dg cara melacurkan diri, tapi ani juga manusia biasa yg punya hati lembut, kadang saat sendirian di rumah ani Menangis mengingat apa yg telah di lakukan pada arman dan gojali anaknya, saat sedang sedih ani ingat pada penciptanya, dia menangis dan kadang di dalam tangisnya terselip do'a bahwa ani ingin kembali pada arman dan gojali anak nya, tapi dia terlalu malu jika harus kembali karena dia sudah terlalu lama menyia2 kan keluarganya, tapi hari ini ani memberanikan diri berniat kembali ke kampung halamannya, ani bahkan ingin mengakhiri dan keluar dari lembah hitam yg selama ini dia geluti, ani bepikir harta yg di milikinya sudah cukup untuk menghidupinya sampai dia mati.

Hari itu ani sudah dandan rapi, dengan mengendarai mobil yg di milikinya ani berniat menjenguk desanya, naas menghampiri ani, saat tengah terik mobil ani tiba2 mogok dan tidak bisa hidup lagi, ani hanya berdiri di samping mobilnya berharap ada orang yg mau membantunya, tiba2 di belakang mobil ani angkot berhenti, si supir angkot turun dan berniat membantu ani, tentu saja ani senang bukan kepalang, tapi apa hendak di kata mobil ani tak jua kunjung hidup, supir itu menawarkan diri untuk membantunya menarik mobil ani sampai bengkel terdekat, tentu saja ani menerima tawaran itu mengingat dia sudah setengah perjalanan menuju kampungnya, sempat sesekali ani melirik
pada wajah pemuda tampan itu, wajah yg nampak cuek dan acuh, padahal ani terkenal wanita panggilan yg paling cantik di kota kediaman ani nyg skrg dia tinggali, tapi pemuda ini tak mengacuhkan kecantikan ani, setelah sampai di bengkel dengan cuek pemuda itu mendaratkan mobil ani tepat di dalam bengkel tempat pemeriksaan mesin mobil, ani menyodorkan uang seratus ribuan pada pemuda itu, tapi dengan acuh pemuda itu menolaknya, pemuda itu hanya berkata itu hadiah perkenalannya, ani terdiam ternyata masih ada orang yg bisa berbuat baik dan sangat romantis pula, ani tersenyum dan pemuda itu tersenyum membalas senyuman ani dan bergegas meninggalkan bengkel, ani duduk di ruang tunggu bengkel, tak lama kemudian  pemilik bengkel mendatangi ani dan mengatakan bahwa mobilnya tidak bisa selesai hari ini, kemungkinan mobil bisa selesai 2 atau 3 hari karena harus ada barang yg di beli, ani hanya tertunduk lesu, tapi keinginannya untuk pulang ke desanya menguatkan hati dan niatnya, ani pun keluar benkel berencana mencegat angkot dan melanjutkan perjalanannya dengan  naik angkot, sementara hari sudah sore dan ani masih menunggu di pinggir jalan hendak naiki angkot yg biasa melewati jalan itu.

Setelah hampir satu jam ani menunggu akhirnya ada juga angkot yang lewat, dan betapa girangnya hati ani ternyata angkot yg akan dia naiki supirnya adalah pemuda yg tadi membantunya, tanpa basa basi ani menaiki angkot tersebut, angkot hampir mendekati terminal, penumpang di angkotpun hanya tinggal ani, tiba2 angkot itu berhenti dan menawari ani untuk pindah duduk di depan, tentu saja ani menerima tawaran itu mengingat pemuda itu sudah berlaku baik membatunya, akhirnya mereka pun ngobrol ngalor ngidul, di dalam obrolan ani meminta bantuan pada supir untuk mengantarnya ke arah yg di tuju ani dengan imbalan lumayan, tentu saja supir itu bersedia mengantarnya mengingat arah yg di tuju daerah yg sangat di hapal oleh supir itu, mobil melaju perlahan dan sampailah ani pada tempat yg di tuju, tapi ani tidak pernah menceritakan dia hendak mencari siapa atau akan bertemu siapa, ani hanya minta di antar jalan2, saat ani melewati bekas rumahnya ani hanya membuang muka dari si supir saat ani harus mengeluarkan air mata, mobil melaju cepat kembali ke arah terminal, di sela perbincangan supir meminta ani memanggilnya bangli, dan ani pun bersedia di panggil nie, cepat sekali mereka akrab.

Saat itu ani bingung akan bermalam di mana karena untuk pulang kerumahnya dia tidak mungkin, akhirnya dia minta bantuan bangli untuk mencarikannya penginapan, bangli hanya mengangguk dan berkelakar seandainya bangli punya rumah tentu ani akan di ajak bermalam di rumahnya, kelakar bangli di sambut senyum oleh ani, keduanya seperti sudah ada binar ketertarikan satu sama lain, dan obrolan merekapun sudah tidak canggung lagi, angkot berhenti di pelataran penginapan kelas melati, bangli turun dari angkot dan masuk ke resepsionis yg berjaga dan memesan kamar untuk ani, bangli mempersilahkan ani untuk masuk penginapan, dan ani menawari bangli singgah di kamarnya sekedar untuk bercengkrama, bangli mengangguk dan menjinjing tas yg di bawa ani masuk kamarnya, setelah sampai di dalam kamar ani langsung menjatuhkan dirinya di atas kasur, mungkin karena kelelahan, melihat itu bangli hanya terdiam sesekali melirik pada tubuh ani, kemudian bangli Minta ijin pada ani untuk ikut ke kamar mandi, mungkin hendak buang air atau sekedar mencuci muka, di saat bangli masih di kamar mandi ani bangun dari kasur dan membereskan tas serta menutup pintu kamar dan menguncinya, hampir 15 menit bangli di kamar mandi dan ani menunggu sambil duduk di pinggir kasur, saat bangli keluar dari kamar mandi dia dalam keadaan basah, ternyata bangli mandi tanpa menggunakan handu, ani melemparkan handuk pada bangli dan bergantian ani yg masuk kamar mandi, selang 10 menit kemudian ani berteriak di kamar mandi meminta tolong di ambilkan handuk bekas bangli tadi, tentu saja bangli hanya tersenyum mengingat dia sudah tidak tabu lagi pada wanita dan ani pun sudah tidak canggung pada bangli mengingat bangli yg tampan dan baik serta ani sudah terbiasa bersama lelaki hidung belang, bangli membuka pintu kamar mandi tapi tidak menyerahkan handuk pada ani, tapi dia malah berhambur masuk dan tampak jelas saat itu ani tidak tertutup sehelai benangpun, ani diam menunggu reaksi apa yg akan di lakukan bangli, terjadilah adegan dewasa *sensor* (maaf ya pemirsa) setelah mereka bergumul dengan kedewasaannya, tercapailah puncak klimaksnya, setelah selesai bangli keluar kamar mandi terlebih dahulu, dia berjalan membelakangi ani dg hanya menggunakan celana dalam, sementara ani masih menikmati sensasi yg baru saja terjadi, tiba2 ani tertegun memandang belakang betis bangli yg nampak tanda bentolan hitam, tanda yg selama ini selalu ada dalam mimpinya, yg selalu ada dalam hidupnya, tubuh ani bergetar mengingat orang2 yang pernah di cintainya, tapi ani berusaha menguatkan hatinya dan ada baiknya jika dia menanyakan langsung pada bangli siapa sebenarnya dirinya.

Setelah sama2 berpakaian rapi, ani berdiri membelakangi jendela kamar penginapan yg kebetulan mereka berada di lantai 3, ani bertanya kepada bangli siapakah sebetulnya bangli, dan bangli hanya menjawab acuh bahwa dia preman terminal, ani masih terus bertanya apakah namanya betul2 bangli, kemudian bangli hanya menjawab acuh sambil berlalu meninggalkan ani bangli mengatakan bahwa nama dia sebenarnya adalah gojali tapi sering di panggil abang jadi bangli itu kependekan dari bang gojali, mendengar penuturan bangli ani limbung, bagai di sambar petir di siang bolong, tubuhnya berguncang, wajahnya basah berurai air mata kepalanya mendadak pusing dan pandangannya pun seakan menjadi gelap, ingatanpun seperti menghilang, saat itu juga ani tak sadarkan diri dan ani terjatuh keluar jendela dari lantai 3 dan mendarat di tanah, ani langsung meninggal di tempat dengan misteri yg di kuburnya bersama angan dan keinginannya, sementara gojali telah berlalu tak tahu apa yg terjadi pada ani yg sebetulnya adalah ibu kandungnya bangli atau gojali masih mencari jati diri dalam kesendiriannya, entah sampai kapan bangli terjebak dalam bias angan yg di inginkannya.

T A M A T.

ikuti kisah Bangli (Gojali) dalam episode selanjutnya







Komentar

  1. Pikir saya, happy ending?!
    taunya Gojali ending..
    cerita yamh miris di tengah2 kehidupan metropolitan. dan tuntutan
    kehidupan jaman. yang sabar yaaa,,,


    nb: markotob oom, pej one lah

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sejuta puisi

Cokek di rumah kawin

Preman selebritis dari tahun ke tahun