celoteh


Malam menjelang pagi, kantukku tak jua tiba, bahkan berganti gelisah yang tak kunjung reda, melumat setiap angan yang entah tentang apa
Meramu aksara dalam racau do'a, mengeja tiap asa dalam mimpi yang direka, sementara angin pagi masih menuai duka, tentang asa esok lusa
Kenapa? Siapa? Bagaimana?, kenapa harus selalu luka yang tersisa, siapa yang harus menanggung tanya, bagaimana bisa selalu duka yang terasa
Aku tahu kenapa, kau juga tahu kenapa, ada entah yang tak bisa terbantah, ada salah yang tak bisa bersalah, meski benar bukan hanya mimpi
Kadang do'a bukan hanya permintaan, tapi juga sebuah pertanyaan, yang merangkum setiap gelisah, yang menjadi tumpuan setiap kebuntuan
Angin pagi menari dalam kabut kehampaan, menghitung jemari yang tengadah menjemput harapan, larut dalam isak keinginan yang tiada batas, manusia dalam muara tiap racau do'a

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cokek di rumah kawin

Sejuta puisi

Preman selebritis dari tahun ke tahun