Rindu


Pagi; kebuntuan meradang dari rindu yang meranum rindang, rindu pada senja di mana angkuh meragu tandang, mungkin jenuh menjemput temu

Anganku berlari melintasi jalan berbatu, melayang di antara debu, dan aku terjatuh, terperangkap di pilunya rindu.

Dahulu tanpa cela, kini ragu bertahta dalam raga, entah cemburu yang memaksa, atau cinta yang telah sirna. 

Jelaga pagi masih tetap sama, ada semburat dalam pekatnya, seperti asa yang terbias ragu, jemu namun rindu, meradang pada sebuah temu.

Pendar mentari masih ada, harapanku masih tetap sama, bahkan sepagi ini; memelukmu dalam buai rindu, tanpa jeda.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cokek di rumah kawin

Sejuta puisi

Preman selebritis dari tahun ke tahun