Aku dan penyesalanku

       Aku seorang karyawan di sebuah perusahaan yang bergerak di bidang jasa, aku bekerja delapan jam setiap harinya dan sisa waktu dalam keseharianku aku gunakan untuk keperluan yang tidak tentu, aku seorang suami dari istriku yang sangat cantik dan ayah dari tiga orang anak-anakku, istriku bekerja di sebuah instansi pemerintahan sebagai pegawai negri, kami sekeluarga jarang sekali berkumpul itu karena kami punya kesibukan di pekerjaan kami, pada saat aku dan istriku kerja ketiga anak-anakku di asuh oleh keluarga kakakku yang sangat baik hati, bahkan sudah tidak terhitung lagi kebaikan saudaraku itu, tanpa kenal lelah mereka mau membantu keluargaku secara keseluruhan bahkan mereka tidak segan membantu perekonomian keluargaku.
       aku punya hoby bermain catur, hampir tiap hari aku bermain catur.. setiap pulang kerja bahkan aku selalu menyempatkan diri untuk bermain catur, awalnya ini adalah sebuah hoby yang baik menurutku, karena aku berpikir aku tidak melakukan kejahatan dengan bermain catur, aku bukan di discotik, aku tidak mabuk-mabukan , aku tidak di warung remang-remang, itu menurutku hehehe...
hari demi hari aku semakin giat berlatih dan suatu ketika aku di percaya oleh rekan-rekanku bermain catur untuk menjadi salah satu pengurus di persatuan catur seluruh indonesia wilayah kabupaten sebuah kota, tentu saja hal itu membuatku bangga karena permainan caturku pun sudah di perhitungkan oleh lawan mainku, dan itu semakin menyita waktu untuk keluargaku sehingga semakin jarang saja aku bertemu dengan anak istriku, bahkan hampir tiap hari aku pulang larut malam hanya untuk berlatih catur, sayangnya permainan caturku sudah berubah menjadi sebuah pertaruhan, tidak jarang aku pulang pagi hanya untuk bertaruh catur... 
       suatu ketika aku ingin menjajal kemahiranku bermain catur, hampir setiap kota aku datangi hanya untuk bermain catur, setiap ada turnament catur aku pasti ada di tempat itu, bahkan waktu liburanku atau saat aku mengambil cuti di kantorku itu aku gunakan untuk mengikuti kejuaraan catur, dimanapun kejuaraan itu berada.
aku pernah pergi ke Bali, Gorontalo, Lombok, Bandung, Semarang bahkan banyak lagi kota di indonesia yang tidak bisa aku sebutkan satu persatu, dan tentu saja hal itu semakin membuat keluargaku uring-uringan karena sering aku tinggal, pernah suatu waktu istriku mengajak aku mendiskusikan hal ini, tapi dengan pandainya aku berkelit bahwa ini hanya untuk kesenangan saja, dan aku juga tidak sadar bahwa istriku mulai mencemaskan keadaanku, bahkan aku tidak sadar saat istriku mulai menangis karena  jarangnya bertemu denganku, dan satu yang aku lupa bahkan aku sudah lupa untuk mengajak anak-anakku untuk berenang atau bahkan untuk sekedar bersenang-senang.
       semakin hari aku semakin jauh dengan anak-anakku, aku hampir tidak punya waktu untuk keluargaku bahkan untuk sekedar bercanda sekalipun, waktu itu di bulan mei 2010 setahun yang lalu aku mengikuti kejuaraan yang ada di daerah tangerang selama dua hari dan pada saat aku pulang aku membawa banyak oleh-oleh karena kebetulan saat itu aku menjuarai turnament tersebut, saat aku membuka pintu istriku seperti tidak menghiraukan apa yang aku bawa, istriku hanya menyediakan teh manis seperti biasanya dan meletakkan barang bawaanku di atas meja sementara anak-anakku sudah tertidur, anehnya aku menganggap itu hal yang biasa, mungkin istriku lagi ngantuk atau mungkin lagi suntuk karena dia tidak menyambutku dengan gembira, jam enam pagi sebelum anak-anakku bangun aku sudah harus pergi meninggalkan rumah karena memang aku harus bekerja, sebelum aku berangkat istriku menyarankan aku agar aku mau menunggu anak-anakku bangun untuk sekedar menyapa mereka, tapi aku berkilah bahwa aku harus tepat waktu masuk kantor sehingga aku sama sekali tidak menegur anakku tiga hari ini.
       seperti biasanya sepulang kerja aku tidak langsung pulang, aku malah asik bermain catur hingga larut malam, sekitar jam dua pagi aku pulang dan anak-anakku sudah tertidur dengan lelapnya bisa di bayangkan berarti aku sama sekali tidak bertegur sapa dengan anakku sudah hampir satu minggu.dan pada jam tiga pagi di hari yang sama aku mengatakan pada istriku bahwa aku akan pergi ke bandung selama satu minggu untuk bermain catur karena ada kejuaraan bergengsi yang harus aku ikuti, tapi istriku menyarankan sebaiknya aku tidak ikut, bahkan dengan ngotot istriku mempertahankan argumennya agar aku tidak ikut kejuaraan tersebut, tapi karena keegoisanku akhirnya perdebatan panjang itu aku menangkan dan istriku akhirnya mengalah menyetujui keinginanku sambil menangis.pagi itu juga tanpa sempat berpamitan dengan anak-anakku aku pergi kebandung tepatnya di daerah geger kalong untuk mengikuti kejuaraan tersebut, dihari pertama saat sedang bermain catur istriku menelpon untuk menanyakan keadaanku, saat itu juga aku langsung memarahi istriku karena mengganggu konsentrasiku, mungkin karena istriku sangat penurut dia langsung menutup telpon sambil meminta maaf padaku dan aku mengatakannya jangan di ulangi lagi, keesokan harinya saat aku sedang bermain anakku yang pertama menelponku setelah aku angkat terdengar suara anakku di ujung telpon sana, saat anakku berkata" papa "  aku sudah memotong kalimatnya dengan kemarahanku dan aku katakan jangan menelpon saat papa sedang bermain catur, terdengar isak tangis anakku di ujung telpon sana mungkin karena aku marahi dan aku mematikan hubungan telpon tanpa menghiraukan anakku, sampai selesai aku bermain catur seminggu lamanya tanpa menghasilkan apa-apa karena aku selalu kalah di setiap permainanku, sampai di rumah tanpa basa-basi aku menumpahkan kekesalanku pada mereka semua, anak istriku hanya bisa berurai air mata karena aku marahi tanpa sebab yang jelas, saat itu aku sangat kesal karena mereka mengganggu aku saat sedang ada kejuaraan yang menurut aku itu adalah moment yang sangat penting.
     setelah kejadian itu aku sangat jarang berkomunikasi dengan istriku dan aku hampir tidak punya waktu untuk sekedar bercanda dengan anak-anakku, lagi-lagi aku menganggapnya sebagai hal yang biasa, tepat di minggu ketiga bulan november 2010 aku pamit sama istriku untuk pergi ke semarang karena ada kejuaraan catur selama empat hari, selama bertanding sama sekali tidak ada telpon berdering dari anak atau istriku, saat itu aku menjuarai kejuaraan tersebut dan aku pulang dengan banyak buah tangan yang aku bawa, ketika sampai di rumah istriku membukakan pintu, waktu itu jam empat pagi istriku langsung mengangkat oleh-oleh yang aku bawa dan dia langsung membuatkan teh manis untukku seperti biasanya, tapi tanpa sempat meminumnya aku langsung tertidur di ruang tengah mungkin karena lelahnya, saking lelahnya aku tertidur sangat pulas dan baru bangun jam satu siang, saat aku terbangun aku kaget melihat sekelilingku, anakku yang pertama tidur di sebelah kananku, anakku yang kedua tidur di sebelah kiriku dan anakku yang paling kecil tidur tepat di atas perutku, sementara istriku duduk sambil memijit jari-jari kakiku dan itu biasa di lakukan saat pernikahanku baru menginjak beberapa bulan, aku bertanya kepada istriku seakan tidak ada yang salah mengapa istriku tidak masuk kerja dan mengapa anak kita tidak sekolah, tapi istriku tidak menjawab tapi dia malah meneteskan air mata..rupanya istriku tidak tidur lagi dari semenjak kedatanganku pagi tadi dan tidak masuk kerja hanya untuk bercengkrama denganku, anakku yang nomor dua terbangun dan berkata dengan kalimat lucunya " besok papa main catur dimana lagi pa " kata anakku, kaget aku mendengar ucapan anakku tanpa mampu berkata mataku mulai berkaca-kaca ,  aku bangun dan menggendong dua anakku sekaligus yang nomor dua dan yang paling kecil, langsung aku ciumi mereka sambil menangis, istriku memelukku dari belakang sambil berkata " jangan pergi lagi pa, mama tidak ingin apapun dari papa kecuali keberadaan papa" kata istriku, semakin menjadi tangisku ketika anakku yang pertama terbangun dan sambil menangis dia memelukku dari depan dan berkata " papa jangan pergi lagi ya, kaka mau papa kaya dulu lagi" kata anakku, semakin menjerit batin ku mendengar pernyataan mereka rupanya mereka terlalu lama kehilangan sosok ayah yang mereka dambakan.
       akhirnya janji itupun seperti mengalir dalam hatiku dengan sendirinya, aku tidak akan menyia-nyiakan hidupku hanya untuk kesenanganku,... sekarang keluarga kami hidup bahagia dengan segala kekurangan dan kelebihanku... maafkan papa ya.
      

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sejuta puisi

Cokek di rumah kawin

Preman selebritis dari tahun ke tahun