Sejuk



Kita hidup di dunia yang fana dan kita percaya bahwa ada kehidupan abadi  setelah kehidupan dunia yang fana ini, sebaiknya mulailah kita berkaca dari mana datangnya kita, sedang berada dimana kita dan akan berpulang kemana akhirnya kita. Sebagai manusia yang tidak luput dari kesalahan, pikiran kita selalu dipenuhi oleh banyak keinginan dan seluruh keinginan yang ada pada pikiran manusia selalu bermuara pada kebahagiaan didunia, untuk mencapai kebahagiaan di dunia itu hanya bisa di capai oleh sebuah prestasi  dan prestasi itu adalah prestasi  bekerja, dimana dari hasil prestasi itu akan menghasilkan upah yang cukup sehingga dapat menunjang kebahagiaan di dunia.


Suatu pagi ketika saya hendak berangkat kerja istri saya menyediakan segelas teh manis seperti biasanya, dan ketika saya hendak meminumnya ternyata ada yang lebih dulu meminum teh tersebut, dan yang mendahului itu adalah beberapa ekor semut, ketika saya mengangkat gelas untuk meminum teh tersebut semut-semutpun berhaburan meninggalkan gelas teh manis itu, tapi saya lihat ada beberapa semut yang mati dan mengambang di dalam teh manis tersebut. Saya mengamati dan bergumam dalam hati ”mungkin semut itu berfikir bahwa dia dapat hidup dan bahagia bergelimang gula sebagai harta santapannya..tapi  ternyata tidak.. semut itu mati dalam keserakahannya, sedangkan semut yang berhamburan meninggalkan gelas tersebut dapat selamat karena semut itu hanya menyantap manisnya gula sewajarnya saja.

Dari kisah semut itu kita bisa mengambil kesimpulan bahwa kita pun tidak boleh terlena dalam prestasi pekerjaan saja, karena hal itu akan menyebabkan kita cenderung serakah sehingga kebahagiaan yang kita tuju akan berakhir menjadi petaka, untuk menghindari hal itu alangkah baiknya jika kita mengambil sikap seimbang, jika kita ingin mengejar kebahagiaan di dunia maka kita pun wajib mengejar kebahagiaan di alam yang abadi (Baqa), dan untuk mengejar kebahagiaan di alam yang abadi itu hanya bisa di capai oleh prestasi ibadah. Tersurat di ayat dalam al’Quran yang artinya “bekerjalah kamu seakan-akan kamu akan hidup selamanya dan sholatlah (beribadah) kamu seakan-akan kamu akan mati besok”.  Jika kita meneladani  kalimat itu kita di ajarkan untuk seimbang dalam berprestasi artinya selain kita mengejar prestasi bekerja kita juga harus mengejar prestasi dalam beribadah. Dalam pekerjaan sesibuk apapun mulailah menyempatkan diri untuk mengingat sang pencipta kita dan menjalankan perintahnya serta menjauhi larangannya niscaya kebahagiaan di alam yang fana dan di alam yang abadi bisa kita gapai.


Dan alangkah bahagianya jika kita bisa seimbang dalam keduanya. Semoga Allah SWT meridhoi kita......  amin.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sejuta puisi

Cokek di rumah kawin

Preman selebritis dari tahun ke tahun